01/01/2013 - 01/02/2013

Boleh Alay, Tapi Jangan Bego

FYI...

"day dreaming" /deɪ 'driːmɪŋ / artinya melamun.
"take a nap" /'teɪk ə nap / artinya tidur siang.


hayo loh, banyak yang salah pake tho??
gapapa, banyak temennya yang salah juga kok..
yang penting sekarang udah tau benernya kan..

note: kalo mau meng-alay ya jangan bego bego amat, belajar vocab plus pronun yang biasa digunakan bergaul kek..

Hijab Photo Blogging (unsuccess)


Fashion blogging?
What the heck is that??
Blogging about fashion?

Well, honestly, i have no idea about that, but i have a hand to put if we talk about fashion.
I mean, a piece of my artwork is about fashion.
I'm a photographer, I do fashion photoshot, and I'd been asked to do a fashion photoshot for fashion blog.

One day, my friend Yoshiva (she is a dj in local radio station) called me and asked about photoshot.
She told me the she wanted to make a hijab fashion blogger.
Well, i never done it before, so I said yes to her.

In the D-day, when I did it, I just realize that a photoshot for fashion blogging is different with modeling, I mean, in this case we concern about the dress, the fashion it self, mostly, I concern about the pose, face and angle.
I said “This is new to me”.
Well, we are, as photographer, a problem solver.
So, no matter what, the show must keep going.

To understand what she wanted in this photoshot, I asked her, what is the point of fashion blogging.
She told me “it's all about how to make our hijab looks modern. How to describe a Muslim style and show to the world that we can make it become a beautiful dress-code without disobey the rule”.

Well, impressive, sometimes, a hijab tutorial just for in a studio photoshot, but we can't use it in daily life, but, by this theme, she wants to make it real.

Blog as a powerful media to spread the news up quickly.
We may use blog as a “sharing stuff”, and sell something, but in this case, blog uses for showing the style.

I ever visited a blog consist of fashion stuff, and you know what, it's all about sexy stuff, I'm talking about mini skirt, hotpants, you can see dress, sport bra etc.
In this country, we may not allowed to use those kind of stuffs in daily life, just in a studio, for photoshot only.

But the thing is, it's been a year that she asked me the photoshot, that fashion blog isn't published yet.
Well, have no idea what happen, but still, that was brilliant..
Make blog as a fashion directory is really something..

Unlucky me, I haven't the copy of my photoshot with Yoshiva.

How pity I am..

Hastalavista, guys..




I Have a Dream

If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail

I have a dream, a fantasy
To help me through reality
And my destination makes it worth the while
Pushing through the darkness still another mile

I'll cross the stream, I have a dream

(I have a dream - westlife Deluxe Album)

Once upon a time you attended a class in kindergarten, your teacher
asked you about your dream, "whatcha gonna be in the future?".

Simple question..
And you answered it with simple and honest answer too..

Some kids said, "I wanna be a doctor", the other one said "I'm gonna
be a power ranger".
Amazing, wasn't it?
Can you imagine that?
Have no doubt, have no fear, just a dream and believe in their heart,
that someday, they will find a wonder.
They didn't even care about how difficult to be a doctor, how
ridiculous is their dream to be a power ranger.
It doesn't really matter, they believe that they can do it.
As simple as flip your hand up side down.

Right there, right now, sometimes we lost that passion, we lost that
spirit, no zeal, no power just gloomy inside and even worse, lost your
dream.

We are too afraid to do something because we are, hard to believe in our power.
Too much thing to handle in our head, that make us get lost from our path.
We are afraid if we loose, we are afraid if we fail.

Let's get back to several years ago, when we have a solid dream to be
a power ranger.
Take a deep breath, and start thinking..
"If you see the wonder of a fairy tale, you can take the future even
if you fail"
Mark this sentence down.
Bear in your mind.

Let's sing together..

I delivered you a song of westlife, which is sang in 1999.

The point of this song is, to live in our life we need a dream.
Dream is foundation of our path.
Once you lost your dream, you're gonna loose you path, walk in no
direction in your own world.
Don't let your dream turn your back and go away, and disappear.
Keep it, hold it tight.

I hope we could get some "positive point" inside.

Hasta lavista..

Cinta Tak Sempurna

"Ku arungi samodra demi bertemu denganmu, Yana.."
"Ya ya, aku tau, Jakarta Seattle bukanlah jarak yang dekat, tapi
tetap, ini kesalahan"

"Kesalahan? Ini kesempurnaan. Ini perjuangan cintaku yang suci, cinta
yang selalu membara. Cinta yang sempurna."
"Sempurna katamu? Hahahaha.. Ada ada saja.."

"Cinta ku ini telah meretas perbedaan diantara kita, dan memadukan
kesamaan. Yana, tak sadarkah kau bahwa aku ini ada karena kau telah
tercipta?"

"Wow.. Sungguh dalam kata kata mu. Rayuan gombal."
"Ini bukan rayuan, ini suara hati, lantunan perasaanku padamu, Yana.."

"Stop, cut it out!! I'm sick of you.. Enyah lah, jangan datang lagi.
Pergi kau dari rumahku.."
Dan Mulyana pun membanting pintu, meninggalkan Anton mematung di
depannya, ditemani udara dingin Seattle di musim salju.

Sesaat Mulyana berjalan meninggalkan ruang tamu, seorang wanita yang
menggendong bayi berkata "what was that, honey?"
"Ah, just a mother fucker that I knew, asked for stupid thing. Forget
it, honey.."

Di depan pintu, Anton bertanya dalam hati, "Apa yang membuat cintaku
tak sempurna?"

Kode Etik Jurnalistik -opini gue-

In injury time..

Lagi lagi nulis postingan tema buat LBI di detik detik akhir..
Bukan karena ga sempat, bukan karena malas, tapi karena temanya aneh.
Ya, aneh kalo kata gue sih.
Bayangpun, temanya “Kode Etik Jurnalistik”.
Fhat The Wuck???

Ok, gue bercita cita jadi wartawan perang sejak kecil (dan gue tau kalo si nyonyah menentang habis habisan cita cita ini), gue bisa bikin tulisan atau laporan atau liputan atau apalah itu namanya.
Tapi, untuk mengulas KEJ ini, blahhh.. sama sekali gue ga ada ide.
Seminggu gue baca sana sini, cari ide, mengembangkan opini, bahkan sampe tanya ke temen gue yang kuliah di jurusan komunikasi, dan ternyata dia ga tau tentang KEJ (dan ternyata juga, kesalahan besar tanya KEJ ke mahasiswa jurusan komunikasi)

Mentok, akhirnya gue berguru pada guru semua umat onliners.
Bukan google, google itu mbah nya onliners, tapi berguru pada wikipedia..

Apa itu kode etik jurnalistik?
Kalo menurut gue pribadi (setelah seminggu semedi), KEJ ini itu acuan, aturan, yang menaungi hak maupun kewajiban para peliput (ga cuman wartawan) atau orang yang akan mendistribusikan berita.
Ibaratnya, ini itu seperti juklak atau rundown nya sesuatu.
Lantas apa isinya KEJ itu?
Well, kalo elo pengen tau, gugling aja, banyak kok di internet..



Lantas apa yang mau gue bahas sekarang?
Gue mau bahas tentang poin yang ada di KEJ.

Pertama, pasal 1, yang bunyinya Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk”.


Dari poin di atas, opini gue, seorang peliput, itu harus mengkedepankan profesionalisme dalam bekerja, maksudnya, dalam hal peliputan, mereka dituntut untuk benar benar obyektif.
Karena gini guys, kadang, ada orang yang meliput sesuatu, gunanya untuk menjatuhkan pihak tertentu.
Misalnya, dalam kampanye pemilu pasti terdapat beberapa hal yang kurang pas dengan prosedur, nah itu bisa menjadi sasaran empuk bagi pemburu berita bayaran (maaf, agak kasar nyebutnya) yang dibayar atau disewa oleh oknum tertentu untuk meliput hal tersebut dan di-buzz ke media dengan tujuan untuk merendahkan atau menunjukan kekurangan pihak yang melakukan kesalahan tersebut.
Ngerti maksud gue?
Simpelnya gini, berita dibuat untuk menjatuhkan pihak tertentu.

Kedua, pasal 2, begini bunyinya “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.


Cara yang profesional itu cara yang gimana?
Berdasarkan Wikipedia (iye, ga kreatif kan, kan udah gue jelasin di atas tadi), profesional itu meliputi:
      1. menunjukan identitas diri pada narasumber
      2. menghormati hak privasi
      3. tidak menyuap
      4. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya
      5. rekayasa pengambilan gambar dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi keterangan tentang sumber dan ditampilakn secara berimbang
      6. menghoramati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara
      7. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri
      8. penggunaan cara cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik

Nah, itu poin poin dari wikipedia..
Mana ya yang diulas?
Ok, gue ulas nomer 1 dulu, menunjukkan identitas diri pada narasumber.
Jelas, ini merupakan hal penting, peliput musti punya kartu pers, atau semacamnya.
Tapi, gue mikir deh, mungkin ada kalanya, para peliput itu ga sempat (karena ga sempat, bukan sengaja ga menunjukkan) ID cardnya karena situasi yang genting.
Misal, gue lagi ngeliput perang, gue berjalan di perkampungan, lagi observasi medan, nah tiba tiba ada suara tembakan. Otomatis gue langsung mulai merekam (kalo gue kameramen) tanap bilang dulu “halo, selamat pagi, saya wartawan, saya mau meliput suara tembakan yang terjadi beberapa detik lalu, ini ID card saya” gitu kan.

Ok, lanjut ke poin nomer 2, menghormati hak privasi.
Langsung contoh soal, misal gue lagi ngeliput perang, terus gue berkesempatan mewawancarai pemimpin kaum pemberontak, gue bakal bertindak netral, gue bukan orang yang bertikai, gue seorang wartawan yang meliput berita, jadi gue ga bakal nge-share lokasi bunker di mana pemimpin itu bersembunyi, dan gue juga ga akan menanyakan hal hal yang sensitif dalam perang, contohnya, kapan anda melakukan serangan lanjutan, persenjataan apa saja yang anda miliki dan sebagainya. Itu bukan porsi gue, dan itu privasi mereka, gue paham itu.

Dan ini nih, gue pengen bahas tentang poin ke 6 dari pasal 2 ini..
menghoramati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara”
Wow..
Suka gue sama yang ini.
Ada berita tentang pemerkosaan, bocah kecil di bawah umur diperkosa sama seseorang yang masih ada ikatan keluarga.
Gue suka cara penyajiannya, kota asal dia disebutkan, tapi kecamatan dan identitasnya ga di-publish.
Jelas, ini penting, anak yang diperkosa itu masih memiliki hak untuk melanjutkan hidup dengan baik kan, nah kalo misal semua berita dipublish jelas, dan dilempar ke media, wah, bisa jadi berabe itu.
Yang jahat bukan cuma si pemerkosa yang sudah merusak keperawanan si bocah, tapi juga si peliput dan media yang nge-publish, karena telah merusak masa depan si korban.

Udah, gitu aja udaian singkat gue.
Sebenarnya masih banyak hal yang mau gue tulis, tapi apa daya, waktunya udah mepet nih.
Sebelum jam 12 musti diposting.
Hehehe..

Oh ya, gue ngerasain aneh, dalam seminggu ini gue buntu sama tema, tapi ketika udah ngadepin layar sama mencet keyboard, malah banyak banget yang mau gue share tentang tema ini.
Begitu menggebu-gebu..
Tapi, lanjutnya mungkin gue terusin lain waktu, sementara dicukupkan segini dulu..

hastalavista..

My Team (berusaha terus menerus)


Hidup itu ga selamanya seperti apa yang kita inginkan..
Seperti dalam motret, ga selamanya sesi motret itu seperti apa yang kita inginkan..

Kenapa hidup kita bisa melenceng dari apa yang kita inginkan dan apa yang kita usahakan?
Simpel saja, karena kita tidak sendiri di dunia ini.
Kita bukan satu satunya manusia yang memiliki kehendak dan berusaha dalam mengejar impian..

Gue bukan satu satunya tukang foto yang ingin warung fotonya berkembang.
Gue bukan satu satunya tukang foto yang ingin dapat job.
Gue bukan satu satunya tukang foto yang ingin membuat client puas.
Jadi, gue bukan satu satunya orang yang berusaha di dunia ini.
Banyak tukang foto lain yang ingin “menangin” job.

Gue berusaha, dia berusaha, mereka juga berusaha.
Terkadang, apa yang kita usahakan itu membuahkan hasil, tapi terkadang, usaha orang lain yang berhasil.

Tapi, ketika usaha kita belum berhasil, bukan berarti daya juang kita lebih rendah dari daya juang yang lain.
Kenapa begitu?
Karena usaha bukan satu satunya hal yang membawa kita mencapai podium.
Ada hal lain yang tak kalah penting.
Yup, pasti kalian berpikir hal yang sama..
Doa..
Ya, doa, tapi sebenarnya, masih banyak “X-Factor” yang lainnya.

Kegagalan tidak akan terjadi jika kita satu satunya manusia yang berusaha di dunia ini.
Mengapa?
Karena Tuhan akan langsung memberi kita jawaban dari usaha kita.
Tapi permasalahannya, umat Tuhan itu banyak, dan Tuhan pasti memiliki kriteria dan rahasia dalam “menangani” umatNya.

Oh ya, ingat kan kalo Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak berusaha merubahnya?
Apa artinya?
Artinya adalah, terus berusaha.
Memang kali ini bukan giliran kita, tapi esok adalah waktu yang tepat untuk mengejar cita cita kita.

Thanks for my lovely team..
My honey, Siti Kholifah, you are my guardian angel, you are my power, you do a great job as a partner in my team and a couple in my life, happy to see you in our home.
My best friend Dwi Julianto, see bro, it has been 8 years, and you know what, we are a team, stick together, as always and support each other..
My life become brighter with both of you around..

Satu Kaki Tercebur Di Kolam


satu kaki tercebur di kolam

haruskah kita menceburkan diri seluruhnya karena sudah terlanjur basah?
jangan bego dong, mendingan buru buru keluar dari kolam dan ngeringin kaki..
ga ada kata terlambat dan terlanjur..
mau melakukan sesuatu, ya lakukanlah, ketika sesuatu itu tidak berdampat positif, berhentilah, tanpa harus menyelesaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin kau kerjakan..
buat apa mengerjakan sesuatu jika setengah setengah..
berhenti di tengah jalan bukanlah pengecut, tapi berani mengambil langkah di saat tekanan mendera.
tapi, bukan berhenti di tengah lantas statis di situ, berhenti lah, dan segera ambil langkah yang baru..
tinggalkan "comfort zone" dari langkah pertama..
sekali lagi, tidak ada kata terlambat atau terlanjur untuk mengawali sesuatu maupun mengakhiri sesuatu..


kenapa kita harus meluangkan waktu barang cuma sedetikpun untuk mengikuti sesuatu yang jelas salah, bukankah kita rugi waktu


Itu Karyaku

"Mengapa anda mengijinkan suami anda berpoligami?"
"Hm, ladang pahala"

"Lantas, mengapa anda tiba tiba berbuat seperti itu?"
"Tanyakan pada suami saya"

"Ha? Baiklah, apa tindakan anda itu terencana atau spontanitas saja?"
"Sepertinya, spontanitas"

"Tolong ceritakan peristiwanya secara detil?"
"Tanyakan pada suami saya, dia juga berada di sana?"
"Maksud anda? Tolong, bekerja sama lah dengan kami. Saya ulangi,
ceritakan secara detail peristiwa itu"

"Hey polisi, apa anda tuli? Tanyakan saja pada suami saya, dia berada
di samping si musang jahanam itu, dia tau kejadiannya!!"

"Saya ingatkan pada anda, seseorang telah membunuh pasangan suami
istri, menusuknya sebanyak 23 kali dengan kondisi kedua korban terikat
di ranjang, dan siapa pelakunya ha?!"

"Hahahaha.. Hebat bukan, tak kusangka aku bisa mengikat mereka sekuat itu"

Gagal? Ya Emang Gagal Sih

hidup itu ada senang dan duka.
terkadang orang memilih untuk menutupi dukanya, dan menonjolkan senangnya.
ada juga orang yang meratapi dukanya, dan berbagi duka dengan yang lain.. (menggalau di sosial media)
ada pula yang menjadikan duka sebagai cerita unik bumbu bumbu perjalanan hidup.

kata Agnes Monica itu kan "life is never flat".
nikmati segala lika liku hidup.
ada juga pepatah yang dipelesetin, "nasi sudah menjadi bubur, tinggal kasih ayam sama telur, jadi deh bubur ayam".

hal itu juga gue alami dalam dunia kerja, dunia poto poto.
sebagai tukang poto (belum jadi potograper) banyak hal yang sesuai rencana, runtut dengan konsep dan hasilnya cetar membahana, tapi sering juga jadinya kacau, runyam dan bikin sakit ati liat hasilnya.
tapi, kakek gue pernah bilang "ndak ada lho yang namanya sia sia, ngger..".
iya, setuju sangat sama kakek.

contohnya beberapa jepretan berikut ini:

team saya sampe manjat pohon demi motret sesuai yang diinginkan


gimana sih biar keliatan bajunya ngepas walopun aslinya kegedean? binder clip jawabannya

ini bisa bisa gagal nikah gegara kecelakaan pas naik sepeda..

yang cewek merem, yang cowok malah jadi ACE VENTURA

sebelumnya poto poto yang lebih kacau udah gue share di FB nya nyonyah, dari situ ada komentar "apa ga takut tuh jadi ga laku gegara nge-share hasil gagal gitu?"
well, kalo kata gue ya, ga perlu takut ga laku atau jadi hilang nama gegara motret gagal.
selain motret yang gagal, gue kan juga share hasil jepretan yang berhasil.
itung itung, bikin rileks pikiran lah, ketimbang kita tegang ngadepin kerjaan mulu, diselingi ketawa ketawa lah.

jadi begitu, duka adalah duka, duka bukan kesenangan yang tertunda, tapi ya memang duka.
kalo saya, duka itu perlu diratapi, tapi 5 menit aja, atau sejam aja, habis itu ya itu duka bakal jadi sejarah yang kadaluarsa..
terus berjalan, lantas berlari, hingga akhirnya terbang meraih impian..
jangan berhenti karena kegagalan.
adek gue bilang "cupu ah kalo kalah main bola (PS) terus langsung ganti Madrid.."

I LOVE YOU (Mas Bayu Vs Mbak Isti)

Jangan Jadi Lilin, Itu Jebakan


Jadilah lilin, yang selalu menerangi, walo harus mengorbankan raganya”


Seriously, gue denger kata kata gitu dari seorang guru, beliau bilang (kurang lebih) “jika kita memiliki sesuatu, bagilah, walopun itu membuat kita terbebani”.
Ketika itu gue mikir, dasyat banget ya “quote” nya, tapi, beberapa menit yang lalu pikiran itu berubah.
Semula gue anggap itu keren, kini gue anggap itu bego.

Yup, beberapa menit lalu gue boker di kamar mandi (iya, kamar mandi, bukan di kali), dan na'asnya, lampu kamar mandi gue metong, alhasil gue musti nyalain lilin.
Yah, gue ga mau ambil resiko boker dalam kondisi gelap, salah salah bisa belepotan kan.

Lilin di kamar mandi
Saat boker, karena kondisi ruangan yang temaram, otomatis mata gue langsung mengunci fokus ke area yang paling terang, dan area itu adalah lilin kecil.
Terdiam beberapa menit mengamati cahaya lilin yang tak seberapa terang, lirikan mata tertuju pada jilatan api yang menari nari, dan akhirnya gue tersadar..
“Anjrit, lilinnya tinggal dikit.. Boker dikejar waktu nih..”
Itu yang tiba tiba tersirat di otak.
Ga cihuy banget rasanya musti boker sambil balapan sama lilin, asli, ga nikmat cuy..

Dalam kepanikan, gue mencoba untuk tenang, terus fokus pada “panggilan alam” ini.

Mata melirik si lilin, terus balik lagi mandang bawah, lirik lilin lagi, mandang bawah lagi, lirik lilin lagi, mandang bawah, gitu terus..
Sampai akhirnya, dalam kegelapan, dalam temaram, dalam ruang sempit, otak ini berfilosofi. (gue juga heran, kenapa ini otak malah berfilosofi ya)

“Lilin sebagai sumber cahaya yang ga abadi, lilin udah ga cocok dijadikan pepatah lagi”

Jadi gini guys, iya, bener kalo kita baiknya untuk berbagi pada sesama, tapi, jangan sampe menyulitkan diri sendiri.
Di sini gue bilang menyulitkan lho ya, bukan merugikan, karena dalam berbagi, kalo bisa jangan mikir untung rugi, sudah pasti kalo berbagi itu kita bakal untung (berbagi dalam kebaikan lho ya).

Ingat pepatah “lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah” ga?
Gini logikanya..
Ada 2 variabel:
  1. “Jadilah lilin, yang selalu menerangi, walo harus mengorbankan raganya”
  2. “lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah”

Ketika kita menjadi lilin, kita akan menerangi sekitar, tapi kita akan meredup dan terus meredup hingga kesusahan untuk berpijar.
Nah ketika sudah sakaratul maut gitu cahayanya, si lilin digantikan oleh lilin lain atau senter, atau lampu atau apalah itu sebagai penolong lilin yang udah mati.
Nah, dari situ, jadinya si empunya yang lagi boker kan kesulitan tho, musti cari penggantinya si lilin.
Kalo kita masukkan ke variabel ke dua, bakal didapat persamaan baru..

Jangan lilin, yang menerangi, karena harus mengorbankan raganya, dan setelah itu harus meminta bantuan hal lain untuk terus menerangi”.

Ok, does it make sense??

Jadi, kalo kata gue, jangan jadi superman, atau spiderman, atau batman atau lain lainnya yang pake celana dalam di luar..
Oh, bukan, maksud gue, jangan jadi sok superhero, kita manusia biasa, jika kita harus melakukan sesuatu terhadap orang lain (membantu) berusahalah sebatas kemampuan kita, jangan melampaui batas kemampuan sendiri, atau akan jadi dua orang yang butuh pertolongan..

Jadi, ga semua yang elo denger itu bener..
Cermati, telaah, dan pilah pilah, baru deh diaplikasikan..

Ok. guys..

Hastalavista..

Komunitas Blogger? Ada Ya?


Doni : Lha maksudnya mas?

Tama : Ya ga mungkin ada.

Doni : Lho, tapi kan kita harus tetep berusaha..

Tama : Iya, tapi kalo ditanya gimana komunitas blogger bakal gimana tahun 2013, ya saya bilang ga ada perkembangan..


Apa yang Tama bilang memang bukan sekedar bualan doang sih..
dia bilang gitu karena beberapa alasan, antara lain : blogger masa kini itu “angin anginan” doang.
Maksudnya, ada blogger yang cuman ngeblog kalo lagi ikut kompetisi aja, ada blogger yang ngeblog supaya dapat duit dari internet, ada juga blogger yang ngeblog buat promosiin sesuatu.


Tama : Nge-blog itu butuh konsistensi, bukan cuman nulis disaat ada keinginan buat nulis doang. Itu yang ngebuat kenapa aku bilang ga ada kemajuan tentang komunitas blogger.


Banyak tho, orang yang ketika ditanya “kok hiatus gitu?” mereka ngejawab “ga ada ide buat ditulis nih” atau “ga mood buat nulis nih” atau bahkan yang ekstrim “lagi ga ada lomba nulis blog nih”.


Tama : Don, kamu sejak kapan ngeblog?

Doni : Tahun 2006, mas.

Tama : Nah, sekarang tahun 2013, aku prediksiin, kurva kuantitas penulisan kamu turun sejak tahun 2009. Iya kan?

Doni : Kok tau kalo turun mas?

Tama : Tau lah, itu kan tahun pas FB marak, udah gitu, tahun 2012, siapa sih yang ga kenal twitter? Orang di kampung ku aja pada tanya, “Twitternya apa mas? Biar aku add nya” pas aku mudik lho..

Doni : Lha terus hubungannya sama komunitas blogger apa mas?

Tama : Hadoh Doni, ya jelas berhubungan banget lah.. Sekarang gini, banyak mana pengguna twitter aktif sama penulis online aktif?

Doni : Banyak twitter mas.

Tama : Terus, mereka banyakan nulis di twitter apa di blog?

Doni : Ya twitter lah mas.

Tama : Kenapa?

Doni : Ya karena cuman beberapa karakter thok, ga susah mikirnya, lagipula, kan enak tuh kalo kita nulis, terus langsung dapat feedback dari orang lain. Beda sama blog mas, kan kita ga bisa interaksi langsung.

Tama : Nah, itu dia yang ngebuat komunitas blogger ga maju maju. Kalah pamor, kalah praktis, kalah fungsi dari sosial media lain. Bahkan ya, komunitas Plurkers itu lebih gede ketimbang komunitas blogger. Nah, kita ssebagai penggerak komunitas blogger bakal terus kegerus kalo ga punya solusi. Ga bisa kalah pamor terus kitanya.


Hayo, siapa yang ga punya twitter? Hare gene kagak punya twitter? Onliners ga punya twitter itu ibarat tahun 2013 punya HP tapi ga ada kameranya. LUGU banget ya, LUCU tur WAGU.. Hahahaha, kidding guys, don't take it personal. Kenapa twitter bisa menggeser pamor blog? Kenapa pamor blog yang tergeser bisa menghambat perkembangan komunitas blogger? Kenapa? Why? Kenawhy?? Jadi gini, kan itu di atas, si Tama udah bilang, lebih banyak mana pengguna twitter atau blog, lebih seringan mana nge-twit atau nge-blog, si Doni juga bilang, kalo enakan twitter, karena lebih ber-feedback gitu. Nah, dari situ bisa kita ambil kesimpulan, interaksi yang ada di twitter lebih gedhe, lebih banyak hal yang bisa dibicarakan di sosial media. Terus, hubungannya sama komunitas? Hubungannya gini, twitter itu cuman bisa pake 140 karakter defaultnya, nah, ga mungkin kan kalo mereka ngebahas sesuatu secara lengkap di twitter, dan ketika ada waktu mereka bakal ngebahas langsung di dunia nyata. Jadi, dengan kata lain, ada bahan yang bisa dibahas ketika kopdaran. Canggih ya ternyata strateginya pembuat twitter, mereka membatasi dengan 140 karakter, supaya interaksinya makin intens di sosial media online (dengan reply terus menerus) dan juga di dunia nyata (karena ga tuntas kalo cuman dibahas pas online).

Bandingkan sama blog, interaksi yang kurang, bikin blogger kurang dekat satu sama lain, itu yang terjadi sama bloger baru. Jadi keinginan buat kumpul pun ga segedhe para pengguna twitter. Lagi pula, ketika udah ngumpul, ternyata yang datang sedikit, akhirnya mereka ga ngerti mau ngobrolin apa, yang ada mereka ngobrolin kesibukan masing masing, bukan ngobrolin blog, apa yang terjadi di blogsphore maupun komunitas bloggernya.


Tama : Itu yang bikin kenapa komunitas susah berkembang..

Doni : Iya, iya.. Lha terus, solusinya gimana mas? Apa buat acara seperti blogger Semarang itu? Buat Liga Blogger tapi regional aja?

Tama : Gitu juga bagus, untuk narik minat, kita musti aktif mengadakan acara, bisa seperti lomba Liga Blogger, bikin roadshow ke tempat tempat nongkrong, semacam sosialisasi gitu, dan satu hal, untuk membangun pondasi gini, lebih baik kita bangun secara regional aja. Maksudku, di kota ini aja dulu.


He? Regional? Cuman di satu kota doang? Lha kok? Ya iyes lah, secara gini, kalo kita baru mau membangun komunitas, atau mau menghidupkan komunitas, alangkah lebih baiknya kalo dipusatkan pada satu area aja, atau regional aja. Kenapa? Karena lebih cihuy gitu. Misal gini, kita punya 50 anggota aktif yang tersebar di seluruh Indonesia, dan berniat memajukan komunitas blogger, dibandingkan dengan kita punya 10 anggota aktif yang ada di satu kota, lebih gampang mana coba nge-managenya? Lebih mudah mana ngumpulinnya? Lebih oke mana ketika koordinasi bikin acaranya? Itulah, dengan membuat komunitas dan acara yang bersifat regional, efektivitas dan efisiensi dalam mengelola hal tersebut jadi lebih mudah. Susah lho kalo misa musti mengelola anggota yang tersebar di penjuru Nusantara, lo kira negeri kita ini kecil apa? Hehehehe..


Doni : Aku ada ide lagi mas..

Tama : Apa? Kalo ga brilian aku ga mau denger lho.. Hehe..

Doni : Cetar membahana mas.. Gini, gimana kalo kita ngadain blogging on the spot?

Tama : Kamsud loe?

Doni : Gini mas, kita itu tho bikin acara jalan jalan, terus nanti di suatu tempat, taruhlah obyek wisata apa gitu, kita nanti ngeblog di situ, kita ngeblog tentang tempat wisata yang kita kunjungi itu. Ibaratnya sekalian wisata, juga review.

Tama : Nah ya bagus itu, jadinya kita menulis bener bener pas baru aja ngalamin, ide masih bercucuran, daripada nunda nulis kalo sudah sampe rumah, aku yakin ga bakal jadi nulis, idenya udah ilang kabur angin pas perjalanan pulang tuh.

Doni : Lha emang itu kamsud ane mas..

Tama : Atau gini, itu kan tadi posting plus review atau liputan, bisa juga gini, kita ngadain kopdar, ke kafe lah atau tempat nongkrong apa gitu, nah di situ kita kasih mereka tema yang seru buat di tulis di situ, nanti ada rewardnya kalo berhasil nyelesaiin tantangan blogging on the spot.

Doni : Tapi mas, ada kendala, kan ga semua tempat ada wifinya, dan ga semua orang punya USB Modem tho.

Tama : Kamu punya modem yang paketan unlimited?

Doni : Ada mas.

Tama : Ya udah pake itu aja.

Doni : Lha nanti postingnya gantian gitu?

Tama : Ya enggak lah, Don. Kan sekarang ada wireless router yang bisa mancarin sinyal dari kabel USB, lagi pula sumber power dia dari USB kok, jadi kan portable gitu, kampang dibawa.

Doni : Wah, lha ini, keren jadinya.


Teknologi sudah memudahkan kita dalam melakukan apapun. Teknologi bisa menerbangkan kita ke surga, tapi teknologi juga bisa menyeret kita ke neraka.


Doni : Mas mas, tentang komunitas blogger yang berkubu kubu itu gimana mas? Itu kan bisa menghambat perkembangan..

Tama : Halah, kalo yang itu ga usah dibahas, kita ini komunitas blogger, yang mau memajukan blog dan bloggernya itu sendiri, bukan partai blogger yang niatnya menjadi pemimpin blogsphore.

Doni : Ok sip deh.


-The End of Story-

Nah, kalo menurut gue, itu yang akan dan seharusnya terjadi di komunitas blogger tahun ini.
Harus ada terobosan baru, ide kreatif serta managerial yang ok untuk memajukan komunitas ini.
Ga bisa dipungkiri, twitter itu lebih digdaya ketimbang blog sekarang ini, orang lebih milih yang simple dan seru.
Tapi, ini lah tugas bagi para penggerak blogger dan para bloggernya juga (plus pemerintah kalo perlu) untuk menunjukan eksistensi mereka di dunia blog.
Kita harus merubah paradigma “nge-blog itu susah” menjadi “nge-blog itu menggemaskan”.
Dengan cara apa? Dengan cara yang udah Tama dan Doni rembug di atas.
Oh ya, misal kita ingin memajukan komunitas, gue yakin bakal butuh waktu, nah, karena butuh waktu, dan waktunya itu ga singkat, hayuk dimulai dari sekarang.
Mari giatkan nge-blog.
Satu lagi, ndak perlu mikirin kubu kubuan, itu urusan orang yang ngakunya seleb-blog, kita sebagai blogger, ya menulis, bukan mempolitisi blog.

Semangat nge-blog guys..


PhotoQuote "Art meets Client"

Beberapa "QUOTE" saya di twitter.. 


seni itu bebas? yup, dengan melewati aturan kita bisa menciptakan aliran baru. tapi seni ga terbebas begitu saja ketika ada yang namanya client.

memang, ga semestinya kita terlalu takut sama SC kamera, tapi ber "spray and pray" atau motret ga jelas a.k.a "fine art" saat kerja itu kebodohan!!

seni tetaplah sebuah seni, tapi ketika sudah mulai berbisnis, mohon kesampingkan "fine-art" dan mulai berjalan dengan konsep..

Yang aku butuhkan itu orang yang mau bekerja membangun sistem, bukan bekerja mengerjakan task yang diterima.
Bekerja mencari job itu penting.
Membangun sistem bukan sekedar jepret sana sini, rias ini itu atau pergi ke spot sana sini.
Tapi juga berpikir bagaimana mengembangkannya.
Ibarat kata, ikut mencari bahan, ikut ngeracik bahan, bukan cuman iku ngegoreng doang, setelah itu ikut beres beres dan nyuci juga.




@erda_earl


Newer Posts Older Posts