01/05/2011 - 01/06/2011

Bebas di Tempat Maya dengan Aturan

*siapin tangan buat bales cubitan orang dengan pembalasan yang lebih bijak, dewasa dan berpendidikan*

Kalo orang pake flash, baik itu on-shoe maupun off-shoe, baiknya di bouncing dan pake diffuser supaya penerangan yang diterima obyek itu ga keras.

Kalo petinju, saat berlaga itu pake sarung tinju. Karena luka yang terjadi akibat hantaman tangan telanjang akan lebih "dasyat" daripada memakai sarung tinju.

Nah, kedua contoh di atas akan gue jadikan penganalogi untuk kasus utama kali ini.

Gue kenal orang di jejaring sosial. Microblogging. Di situ, orang tersebut *yang sebenernya gue kenal maya nyata* itu memberikan komentar yang frontal dan keras terhadap gue secara langsung *dengan nyebut nama gitu loh*.

Meskipun itu hanya dunia maya dan kitanya sudah akrab, tapi tindakan seperti mengolok, menyudutkan dan komentar pedas tetaplah punya aturan dan rambu rambu. Ga asal "njeplak" aja gitu loh.

Saat itu gue pikir dia itu bercanda, emang kan orangnya humoris. Tapi kok ya lama kelamaan tuh annoying banget. Dari nyampein sesuatu yang akhirnya berakhir dengan bullying gitu.

Bukan gue ga mau dikritik ya, tapi kalo yang ngritik sotoy dan kepo gitu kan yang ada gue ngerasa "apaan sih ini orang, wong dia ga bisa apa apa kok yao sotoy banget" gitu.

Nah, bagi kawan kawan pengguna jejaring sosial, gue harap kalian lebih bijak lah. Memang, di dunia maya itu lebih bebas berekspresi, tapi bukan kebebasan absolut tanpa aturan.
Kalo kalian menganggap di dunia maya itu bisa sebebas bebasnya, lebih baik elo mulai berpikir "apa mau ketenangan elo diusik orang lain?".

Kalo kalian belum bisa bijak, nah berarti kalian belum siap menjadi pengguna jejaring sosial yang bertanggung jawab. Kalian bukan memilih di dunia maya sebagai tempat bermain tapi memilih dunia maya karena korban mode dan sebagai ajang menghedon yang bebas karena ga bisa dilakukan di dunia nyata.

Kalo ga mau dicubit, ya jangan nyubit orang.
Terkadang, cubitan orang itu lebih dasyat dari cubitan kalian..

KULTWIT TISU WC

Kalau mau sharing info yang panjang dan (mungkin) bermanfaat, lebih baik anda sekalian bikin blog saja. Jangan pake KULTWIT gitu. Kan layanan blog gratisan itu banyak. Lagian, kalo anda pake KULTWIT susah mau cari cari lagi materi itu. Beda kalo pake blog beneran, penataan arsipnya lebih rapi.

Untung di plurk sistemnya popdown respon. Ga macam microblogging sebelah yang live time update tanpa ada menu comment. Bikin penuh timeline.

Akhirnya, saya mau bilang "KULTWIT ITU MACAM TISU WC SEKALI PAKE LANGSUNG BUANG".

Maaf jika ada yang tersinggung.. Tapi memang, KULTWIT anda annoying banget, Jendral!!

(menek_deui)

Kenapa Tidak Membalas?

Pulang ngaji gue ngadu sama ibu "ma, tadi di surau ada teman yang nakalin aku. Masak dia gangagu aku waktu nulis arab. Mau aku lempar pake kotak pensil deh rasanya"
Dan ibu gue nanggepin gini "nggak boleh gitu, ngger. Anak mama ga boleh balas gitu. Alloh ga suka kalo hambanya membalas orang pake ngelempar gitu".
*untung saat itu gue ga bilang "ga boleh ngelempar ya, ma? Kalo nonjok ato colok matanya pake kapur gimana? " untung gue ga sekeji itu*

Ibu gue ngasi wejangan "sampai kapanpun, jangan pernah balas orang yang nakalin kamu ya, nak. Janji sama mama ya".

Seperti biasa, hanya sekalimat macam itu, pembahasannya bisa puanjang.

Kenapa kita ga boleh bales orang yang nakalin kita? Kan orang itu udah berbuat sesuatu yang bikin kita ngasih nilai negatif ke dia dan ingin orang itu merasakan hal yang sama seperti yang kita rasakan.

Ada yang bisa jawab kenapa?

Karena *kata ibu gue* manusia diciptakan Alloh itu mempunyai hati.

Nah lo.. Apa hubungannya ga boleh membalas keburukan dengan keburukan karena manusia telah terinstal dengan hati.

Gue bingung. Nah di kondisi kaya gini *butuh pencerahan* gue lari ke bapak.

"pa, hubungannya ga boleh bales orang nakal pake dinakali ganti sama punya hati apa ya?"

Bapak gue bercerita.
"Dulu Rasulullah saat menuju surau mendapat ujian dari Alloh melalui seseorang. Apa ujiannya? Dalam perjalanan beliau diusik oleh seseorang dengan dihina, diludahi bahkan dilempar kotoran di jalan yang dilalui Kanjeng Rasul. Peristiwa itu terjadi selama berhari hari. Sampai pada suatu saat, Rasul tidak menemui ujian tersebut saat Beliau hendak menuju surau. Kanjeng Rasul heran, ada apa ini. Beliau pun bertanya pada orang sekitar, di mana gerangan orang yang biasanya menyambut Rasulullah itu. Penduduk pun menjawab, orang itu sakit, Ya Rasulullah. Kanjeng Rasul pun meminta salah satu penduduk mengantarkan ke kediaman orang yang sakit tersebut. Sampai di rumah orang itu, Kanjeng Rasul mendapati orang yang biasa menyambutnya itu tertidur lemah, benar benar sedang sakit. Terkejutlah orang itu ketika rumahnya didatangi Rasulullah. Dia pun bertanya tanya, mau apa Rasul ke sini. Kanjeng Rasul pun menjelaskan bahwa beliau rindu sambutan orang tersebut. Mendengar penjelasan itu, orang yang semula benci pada Kanjeng Rasul pun menangis, betapa mulianya pribadi Rasul ini. Setelah dijahili selama ini ternyata Beliau mau datang menjenguk. Akhirnya menangislah orang tersebut. Tidak hanya menangis, tapi juga bertaubat dan mulai melangkah di jalan Alloh."

Hm..
Sudah pada jelas?
Jadi begini, manusia kan terlahir fitri kan ya. Terlahir suci. Perkara saat menjalani hidup nanti rada melenceng, tetap bisa dikalibrasi untuk menjadi setingan awal. Dengan catatan, masih ada iman di jiwanya. Nah hubungannya sama hati? Ya si hati itu lah tempat bersemayamnya iman. Eh, dalam hal ini, hati bukan maksudnya liver lho ya. Hati di sini itu qolbu.. Ingat, qolbu, bukan kalbu. Jauh tuh artinya kalo salah ketik.

Sebatu apapun qolbu seseorang, jika telah tersentuh oleh ketulusan dan diberi cahaya oleh Alloh, ya hangat dan luluhlah qolbu itu.

Kenapa kita ga boleh balas? Kenapa? Ha, kenapa? Kenawhy?

Kenapasih kita harus membalas?

Gue tanya, kenapa elo mau ngebales orang yang udah jahatin lo?
Mungkin salah satu alasannya adalah supaya si dia juga merasakan apa yang elo rasakan. Gitu ga?
Wah, kalo alesannya setipe sama itu mah sama aja kalian terjebak dalam kubangan kekhilafan. Dendam itu mah, ga rela diri disakiti dan pengen menyakiti orang. Masak mau sama sama khilaf? Mustinya mah kalo ada orang yang khilaf, elo ingetin dong, ato minimal jangan sampe terpancing sama sama khilaf. Kalo sama sama khilaf siapa dong yang bakal ingetin? Ga bakal berhenti saling menyakiti kan jadinya.

Guys, kita punya junjungan, yaitu Rasulullah. Tauladan di segala jaman. Permasalahan macam gini sudah beliau contohkan. Nah, sekarang tinggal kita mengaplikasikan..
Ya tho..

Kejahatan tak akan habis jika kita terus berpikir untuk menumpasnya dengan jalan yang sama. Pelaku kejahatan adalah orang yang khilaf. Jangan benci orangnya, tapi benci kejahatannya. Maafkan orangnya dan mari ajak dia kembali ke jalan Alloh.

*Ini cerita gue waktu kecil. Dulu dan dulu sekali. Walau begitu, janji gue pada ibu masih gue pegang terus dan terus. Kelak, jika Alloh mempercayakan anak pada gue, akan gue ajari dan tanamkan apa yang ibu tanamkan ke gue*

Face it as "Going Back" project.





Alfred:
Why do we fall, Sir? So we might learn to pick ourselves up
Bruce Wayne: You still haven't given up on me?
Alfred: Never
(Batman Begins, 2005)

-thanks to @divardha -

Newer Posts Older Posts