01/03/2010 - 01/04/2010

Di Mana Alloh Itu?? *maaf*

Assalamualaikum...



Gue baca blognya budhe.
Bukan budhe gue asli sih, tapi orang yang udah gue anggap sebagai budhe gue sendiri karena beliau yang begitu mengayomi saat gue berada di plurkville.
Budhe yang udah bersuami dan punya anak *Dio* yang sekolah TK kalo ga salah.
Gue awal kenal lewat plurk itu, entah gimana ceritanya, lanjutnya sering saling komen terhadap “tret” kami dan saling kunjung mengunjungi “rumah maya” ini.

Udah beberapa bulan ini, gue ga nemuin budhe ada di plurkville.
Nampaknya si budhe udah nge-freeze karmanya dan mulai menghilang.
Entah sejenak ato selamanya.
Suatu saat gue teringat dan kangen ama beliau.
Kangen dikomenin macam dulu lagi.
Alhasil gue mampir deh ke blognya.
Baca sekalian ninggalin komen.
Nah saat itu gue baca tulisan dia ama si Dio *anaknya* yang menanyakan di mana Tuhan itu.
Lucu banget deh.
Budhe mengajari anaknya dengan nilai nilai agama yang bagus.
Berdoa sebelum tidur dan menanamkan bahwa kita itu punya Alloh yang selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan tingkah laku kita di dunia yang fana ini.

Kalo mau tau ceritanya bisa klik di link ini.

Hwehehehehe...
Gimana menurut sobat sekalian??

Ok lanjut, Gan..
Gue terinspirasi oleh cerita dari budhe Brenchia itu.
Pertanyaan dari Dio yang begitu polos namun kritis dan gue yakin ga cuma anak seumuran dio yang tanya hal itu, bahkan orang dewasapun juga menanyakan hal yang sama.
“Di mana sih Tuhan itu berada dan mengawasi kita?”
Yuk bersama kita kaji...

Sobat, kita hidup di dunia ini itu ada aturan dan pegangan serata rambu rambunya lho..
Ingat, kita sebagai hamba beriman harus tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Al-Haddist setiap saat, kapanpun dan di manapun.
Pedoman itu bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dunia yang fana ini jika kita mengkajinya secara sungguh sungguh dan mendalam.
Sungguh sungguh, mendalam serta tepat.
Bukan mengkaji berdasarkan Mbah X ato pun ajaran Mbah Y begitu ya.
Bisa bisa nanti yang ada kita mengikuti aqidah ahlul bid'ah kalo ngikutin ajaran berdasar Mbah Mbah yang sekarnag ada di tempat antah berantah itu.

Seperti biasa, gue sampaiin dulu ya sobat.
Di sini gue sedang belajar dan kita sama sama belajar, gue ga bermaksud sok suci ato menggurui dengan menyampaikan materi materi “serius” macam ini.
Gue ingin berbagi aja, gue pingin blog gue ini bisa jadi ladang pahala.
Dan gue ga berminat menjadi Mbah Mbah yang gue jelasin di atas itu.

Kalo dari percakapan Dio dan budhe a.k.a mamanya Dio, ada anggapan bahwa Alloh itu ada di hati orang yang selalu berdoa dan mendekatkan diri kepadaNya.
Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Alloh ada di mana mana dan selalu mengawasi kita, Alloh ada di ArsyNya dan berbagai anggapan lainnya..

Dan kembali ke pertanyaan, di mana Alloh berada??
Who knows???
Nobody knows...
But everybody have to know if...

“Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Asy Syura : 11)

“Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arsy” (Thaahaa : 5)

"Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang sholih dinaikkan-Nya“ (Fathir :10)

”Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga tiba-tiba bumi itu bergoncang. Atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu” (Al Mulk: 16-17)

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” (Al Hadid : 4)

”Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan” (An Nahl : 128)

Nah, sekarang ini gue ga ngejawab pertanyaan di mana Alloh itu, tapi gue nyantumin ayat dalam Al-Quran yang bisa menjelaskan pertanyaan kita itu.

Seberanya dalam hal ini gue punya pendapat pribadi.
Tentang anggapan bahwa Alloh itu ada di mana mana maupun Alloh itu ada di hati hamba yang berdoa dan dekat kepadaNya, itu bukan menjelaskan Dzat secara harafiahnya.
Yang ingin disampaikan dari anggapan tersebut adalah bahwa Alloh itu ada di dekat kita jika kita mendekat kepadanya.
Dekat dalam hal ini meningkatkan Iman dan Taqwa kita.
Iman yang murni dan taqwa yang sebenar benar taqwa.
Jadi intinya adalah kita itu harus selalu ingat kepada Alloh disetiap waktu yang telah dipercayakanNya kepada kita sekarang ini.
Begitu kalo menurut gue.

Seperti yang udah gue sampein di atas tadi, di sini gue ga bermaksud menggurui ato sok suci, kita di sini sama sama belajar.
Memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi dan belajar untuk mempertebal keimanan.

Maaf ya guys kalo gue ada salah penyampaian.
Kesalahan itu datangnya dari gue pribadi sedangkan Haq yang hakiki itu hanya milik Alloh.
Semoga kita bisa memetik pelajaran dari tulisan ini.
Barrakallohu...

Sekian dulu guys...
Bye, Chuiiikkkkk..........

Wassalamualaikum...

Gimana sih Nulis Itu??

Assalamualaikum...

Err....
Malas kali hari ini.
Ga jelas.
Perasaan bersalah dicampur sedih dipadu rasa kecewa dibumbui amarah dan dihidangkan dengan rasa sayang.
Nggak jelas banget.

And the main idea is...
Yang penting masih bisa bertahan.
Terus berjuang sampai misi sukses dan ga menyerah ama keadaan.

Cukup udah curcol ga jelasnya, mari menulis sesuatu yang “baik”.
Menulis yang baik??
Menulis yang gimana sih?
Hm...
Menurut gue, menulis yang baik itu adalah...
Errr....
Gue ga begitu tau juga sih.

Dulu gu pernah baca tentang menulis dengan hati.
Menulis sebagai terapi emosi, media pembelajaran dan sebagai jalan mencapai mimpi.
Terapi emosi maksudnya itu dengan menulis, kita bisa mengungkapkan masalah kita, uneg uneg kita, problem kita hingga skandal yang udah kita lakukan.
Di sini, seseorang menulis untuk sedikit mengurangi beban yang ada di pikirannya.
Sadar ato enggak kita itu selain takut ama masalah yang sedang kita hadapi, kita juga takut kalo orang lain mengetahui masalah kita itu.
Ada rasa ingin meminta bantuan tetapi enggan menceritakan masalah ke orang lain.
Itu malah ngebuat pikiran kita jadi penuh.
Penuh akan masalah yang belum terselesaikan juga penuh untuk memikirkan cara supaya masalah kita ini ga bocor ke orang lain.
Dulu itu diary disimpan rapat rapat dan sangat rahasia.
Kerahasiaannya mungkin setara ama database di Pentagon.
Pokoknya cuma elo, Tuhan dan malaikat di kanan kiri lo aja yang tau.
Yang lainnya?
Maaf, itu bukan konsumsi publik.
Pemikiran cupet dan kolot beberapa tahun lalu.
Ngerasa gitu juga ga?
Coba rubah paradigma itu.
Sekarang udah ada yang namanya blog.
Itu adalah jurnal pribadi kita, rumah kita, lahan kita dan daerah kekuasaan kita untuk orang lain.
Untuk orang lain?
Iya lah, gunanya kita punya blog apa sih kalo ga buat dibaca bersama?
Di blog kita bisa menuangkan apa aja yang kita mau.
Apapun itu.
Apapun tapi ada aturannya.
Aturannya kalian yang buat.
Blog itu bisa berisi masalah pribadi kalian.
Dengan kalian tulis masalah itu di blog, siapa tau ada sahabat yang baca dan punya solusi buat masalah elo itu.
Berguna kan, daripada elo simpan sendiri masalahnya.
Tapi, seperti yang udah gue bilang tadi, kita musti bisa memilah mana yang layak ditulis dan dipublish dan mana yang cukup kita simpan di harddisk komputer aja.
Kita musti punya filter untuk itu.
Filter yang ada di diri kalian sendiri.
Jadi, filter tiap orang itu berbeda beda.
Kita ga bisa memaksakan filter dan pemilihan dan pemilahan kita untuk ditiru orang lain.
Ingat, blog itu lahan kita untuk orang lain.
Lahan kita berarti kita bebas mau nanam apa aja di sana, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Untuk orang lain berarti kita ga bisa seenaknya menanam sesuatu yang merugikan orang lain secara langsung.
Kita ga bisa seenaknya nulis sesuatu yang menyudutkan orang lain, tapi bagi para pembaca kalo misal ga setuju ama suatu tulisan di blog, kita bisa berkomentar dengan sopan dan halus tentang pendapat kita yang berbeda, tapi kita ga bisa melarang orang untuk mengarahkan dan membatasi kreasinya.
Suka silahkan baca kalo ga suka monggo lewat aja.
Yang penting kita ga menghina ato merugikan seseorang lah.
Gitu...

Media pembelajaran.
Darimana kalian bisa insert template cantik dan menarik di blog kalian?
Darimana dapat widget buat ngehias rumah kalian itu?
Darimana bisa tau cara buat “readmore” di postingan kalian?
Cari tau sendiri?
Ato dari berbagai sumber yang salah satunya ada di blog saat kalian nge-gowes ke lahan tetangga? -->blogwalking
Pernah kalian nyari bahan kuliah dengan googling?
Nah, di situ paman google pasti ngasih kalian alamat blog sobat lain yang menulis tentang apa yang kalian tanyakan ke paman google.
Jadi yang sakti itu para blogger, bukan paman google.
Si paman mah cuman nunjukin jalannya aja, kalo pemateri tetep aja si pemilik blog.
Pernah nulis resep masakan di blog?
Ato nulis tips meredakan pacar yang marah ama kita?
Sadar ato enggak itu merupakan salah satu cara belajar lho.
Apalagi kalo elo nulis hal hal yang berbau religi gitu, wah berpahala tuh. *asal ga ajaran sesat aja ya*

Lanjutnya, menulis sebagai jalan menggapai mimpi.
Kawan gue jago banget ngelukis.
Baik itu ngelukis di kanvas, kertas, tembok, jalan aspal bahkan ngelukis di muka kawannya sendiri pun bisa.
Sedikit curcol, muka gue pernah dengan sukses dia lukis *tanpa sepengetahuan gue tentunya* macam orang suku pedalaman Afrika, lengkap dengan loreng pipi dan janggut yang ga kalah loreng dari macan.
Dan itu dia lakukan pas gue tidur pulas.
Teman makan teman itu, ga baik dan ga patut ditiru.
Ok, back to topic.
Dengan karyanya yang kata gue *dengan sedikit paksaan darinya* bagus dan kreatif, dia berambisi untuk ngejual karyanya itu.
Wajar, mahasiswa itu selalu berpikir untuk mendapat pacar yang cantik, duit bulanan yang melimpah, koneksi internet yang cihuy dan nilai yang memuaskan.
Nilai yang memuaskan berada di prioritas ke 4, bayangpun...
Untuk mengembangkan sayapnya, kawan gue itu bikin blog yang isinya hasil karya dia.
Mulanya cuman dipajang aja gitu.
Tapi lama kelamaan ada juga yang tertarik dan akhirnya ngebeli karyanya itu.
Sukses dengan menulis kan itu.

Nah, kembali ke pertanyaan di awal, nulis yang baik itu nulis macam apa sih?
Gue pernah baca blog seseorang, yang menyebutkan kalo menulis yang baik itu menulis yang menggunakan hati.
Emang sih, semua tulisan itu cerminan hati penulisnya.
Tapi yang baik yang macam apa?
Menulis yang bisa berguna buat orang banyak *dalam hal poritif tentunya* dan bisa menjadi ladang pahala.
Selain itu, menulis *dalam hal ini yang di-publish* yang baik adalah menulis yang ga menyudutkan seseorang maupun pihak tertentu.
Misal kita menulis tentang keburukan “Sistem A” maka yang kita bicarakan adalah keburukan sistem tersebut, bukan orang yang menyebabkan sistem tersebut berjalan dalam rute yang sesat.
Gue ga lagi bicarain tentang kasus yang lagi booming di negara kita yang berkaitan dengan sektor perekonomian lho ya...
Gue lagi bicarain “Sistem A”.

Well...
Eniwey, apa tulisan gue itu udah menjadi tulisan yang baik?
Gue rasa belum, tapi gue masih dan insyaAlloh akan selalu berusaha untuk menjadikan tulisan gue itu baik dan bisa menjadi ladang pahala bagi kita semua.
Dalam melakukan niat itu, gue ga bekerja sendiri.
Di sini gue ada beberapa orang yang punya andil besar dalam kepenulisan di blog ini.
Mereka adalah mama papa dan adek laki laki gue, serta seseorang yang akan mendampingi gue dan bersedia menjadikan gue sebagai imamnya, Yasinta.
Mama itu mengoreksi dan memberi tambahan materi bagian agama, dan kehidupan sosial, papa dan adek gue ngasih tambahan bidang akademis serta Yasinta berada di balik layar untuk terus nyemangatin gue ini.
Gue ga malu kalo misal tulisan gue ini dianggap bukan murni karya gue.
Karena emang bukan sepenuhnya karya gue.
Dan gue ngerasa bangga kalo keluarga dan calon keluarga gue juga turut ambil peran di tulisan gue ini.
Itu tandanya mereka peduli dan memperhatikan terhadap apa yang gue buat dan yang gue tulis.
Itu menjadi cambuk bagi gue untuk menulis sesuatu yang bermakna tapi tetap “renyah” untuk dibaca semua orang..
Kedewasaan mama papa dipadu dengan pemikiran kritis gue dan Yasinta serta dibumbui kekonyolan adek gue yang jenius dan rada aneh.

Nah, kira kira gitu itu kalo menurut gue tentang menulis yang baik.
Kalo misal sobat sekalian punya pendapat lain tentang menulis yang baik, silahkan aja kasih komentar..
Terbuka bagi umum kok...
Asal, penyampaiannya harus sopan ya...

Ok, segitu dulu tulisan kali ini...

Bye, Chuiikkk.........
Wassalamualaikum...

Time to Quizz...

Assalamualaikum...

Hey Guys...
Kembali lagi bersama gue di blog imut ini..
Hwehehehe...
Sedikit pemberitahuan aja, gue bakal sering update di blog gue yang bersifat mobile updating...
Mulai merintis tulis menulis singkat.
macam plurk ato twitter gitu..
Penjelasan lebih lanjut bisa elo baca di sisi kiri dari blog ini..

Well...
Sekarang gue mau main tebak tebakan nih...
Gue punya cerita dan di situ ada tebakan seklaigus cluenya.
Mari bermain sambil belajar..

XoXo

Dalam sebuah kampung yang berbentuk "angkare" di daerah Jawa Timur, terdapat 40 rumah. Dari 40 rumah itu terdapat 4 rumah yang bercat pink dan berlantai dua. Selain kedua hal tersebut, yang membuat 4 rumah itu berbeda dari yang lainnya adalah hanya ada 1 orang laki laki dalam rumah tersebut.


Rumah 1. Harianto, 3 Agustus 1971. Seorang bapak yang memiliki 2 orang anak perempuan. Laki laki yang bekerja sebagai supir taksi ini berasal dari Kudus. Sebagai supir taksi, beliau sering kuwalahan dalam menjaga dapur keluarganya. Upah harian yang dia terima itu terlalu sedikit untuk kebutuhan pokok keluarganya.


Rumah 2. Yanuar, 8 September 2004. Anak yang bersekolah di Taman Kanak Kanak "Harapan" ini ditinggal ayahnya yang berlayar. Sang ayah hanya pulang seklai dalam setahun. Anak kelahiran Dili, Timor Leste ini tampak lebih gemuk dari anak sebaya, dan dia juga gemar bermain layang layang. Di lingkungan kampung, dia terkenal enggan bersosialisasi dengan orang yang lebih tua.


Rumah 3. Khamarullah, 12 Mei 1973. Orang awak yang bekerja sebagai guru di MTS 5 ini sering dipanggil pak haji, bukan karena beliau sudah menunaikan ibadah haji, melainkan karena dandanannya yang mirip dengan Ahmaddinejad dan seringnya penggunaan Bahasa Arab di sela sela perkataannya itu. Bujangan ini merantau dari Riau 5 tahun lalu.


Rumah 4. Dihuni oleh seorang nenek beserta 3 orang cucunya. Pancuran kapit sendang. Cucu bungsunya lahir pada tahun 2007 sedangkan yang sulung lahir 6 tahun sebelumnya. Anak laki laki di rumah tersebut memiliki sahabat karib sebaya. Mereka sering bermain bersama di loteng rumah sobatnya itu.


Pertanyaannya, kapan dan di mana anak laki laki di rumah ke empat tersebut dilahirkan?



Clue :


1. Orang tua dari anak tersebut berada di kota. Suatu ketika, Khmarullah bertemu dengan orang tua dari si anak lelaki itu di kantor Gubernur.

2. Si anak walo masih muda tapi bisa dan hapal nomor telepon rumah dari orang tuanya, dia hapal layaknya dia menghapalkan dirinya sendiri.

3. Rumah mereka bersebelahan, tapi tidak berurutan.


XoXo

Silahkan menjawab pertanyaan itu..
Kalo udah bisa, jawab aja dengan ninggalin komen..
Berhadiah kah quiz ini???
Hm...
Kalo dulu sih gue ngasih hadiah pulsa bagi 3 pemenang.
Kalo yang ini gue pikir pikir dulu deh apa hadiahnya.
Yang pasti setimpal kok antara hadiah ama tenaga yang dipake saat berpikir..

Okay, cukup sudah penjelasannya...
Selamat menebak..

Bye, Chuuikk.....

Wassalamualaikum...

Mama + Sun = Xena Warrior + Ana Althafunnisa

Assalamualaikum...

Aloha....
Hola...
Bala bala...-->lho kok bala bala tho??? ini kan nama makanan.. (doh)

Well....
Nice to see you again...
Udah baca tulisan gue tentang "Love From Moeslem Perspective part 1" belum??
Kalo belum baca dulu deh...
Komen juga tentang apa yang elo pikirin setelah baca tulisan itu.
Kali ini gue belum mau nulis Part 2-nya.
Gue mau ngebahas hal lain..
Gue mau memperkenalkan seseorang ke elo semua...

Sebelum gue perkenalkan orang ini, ijinkan gue untuk nyanyi dulu ya..
Ehmmm....

Suny Suny di dinding...
diam diam merayap..
Datang seekor lebah..
Hap...
Lalu jadian...

Cukup sudah gue nyanyinya...

Kali ini gue memperkenalkan orang yang berjasa besar dalam pengisian materi di blog gue ini..
Orang penting dalam hidup gue.
Beliau adalah Mama gue..
Ibu Nunuk Indah Winarni..

Gambar di atas diambil kemarin tanggal 4 Maret 2010 di depan Auditorium UNS.
Yeah..
Itu wisudanya mama gue..
Lulus program pasca sarjana dengan predikat CumLaude..
Betapa bangganya gue ama mama...
Beliau bisa menyelesaikan kuliah S2nya di Solo sedang mama tinggal di Semarang.
Kuliah sempurna bukan berarti keluarga terbengkalai..
Keluarga gue sehat-walafiat selama mama study di Solo.
Sungguh hebat mama itu, bisa membagi waktu antara keluarga dan study.
Mama itu perkasa, ngelaju Semarang-Solo tiap hari.
Bayangpun, betapa selama hampir 2 tahun mama melakukan perjalanan 3 jam menuju lokasi.
Hedeh,,,
Gue yang ngampus butuh waktu 10 menit dari kost aja males malesan gitu.

Sungguh beruntung papa bisa menikah ama mama.
sungguh beruntung mama bisa memiliki suami macam papa, orang yang selalu suport mama setiap saat.
Selalu siap masak di rumah kalo mama ga sempat masak, mau berjuang menaklukkan cucian ompolnya adek setiap hari dan bersedia mengolah beras menjadi nasi walo teksturnya rada aneh.
Well...
Gue beruntung dan bangga punya orang tua seperti papa dan mama.

Gue berharap, bakal punya wonderwomen yang mau mendampingi hidup gue.
Mau berjalan bersama ama gue, mau nemenin gue saat gue nulis, mau sharing ama gue dan mau dengerin gue ngoceh, mau dan bisa bantu ngasih ide buat tulisan gue dan mau ngelapin iler gue saat gue bangun pagi.
Bayangpun kalo kita punya *ehemmm* istri yang perkasa.
Bisa bantu kita menjaga asap dapur tetap mengepul, walo dia berkarir kita ga was was untuk ninggal rumah buat kerja karena di rumah ada yang menangani dengan profesional, dan bisa gendong kita kalo kita kecapekan kerja.
Hwehehehehe,,,,
Betapa senangnya orang yang nikah ama Xena Warior itu..

Well, guess what...
Setelah melalui pencarian panjang dari Berlin ampe Boston, bertapa di gunung Kilimanjaro dan berenang 100 meter di kolam renang Karangrejo Semarang, gue rasa Xena Warior itu telah gue temukan.
Ok, dia ga mirip ama Xena sih, dia ga bisa pake pedang, dia ga bisa naik kuda, dia juga ga suka kelahi tapi dia itu wanita perkasa yang bisa melakukan sesuatu yang di luar pikiran kita.
Contoh, gue ga nyangka ketemu wanita yang bisa memimpin organisasi di kampusnya.
Ya, dia itu aktivis organisasi, bahkan dia itu ketuanya.
Dia wanita gagah perkasa dan mandiri, keluarganya di Bengkulu dan dia hidup di Solo, bertahan hidup di negeri nun jauh dan terpisah dari orang tua ga ngebuat dia jadi wanita lemah, justru dia menjadi super kuat.
Pemikiran dewasanya untuk me-manage waktu, uang, tenaga dan study bisa dia kerjakan dalam satu waktu, ibarat perangkat komputer dia itu bisa multitasking..
Terus lagi, baru ini gue ketemu wanita yang proses pengolahan data di otaknya itu melebihi prosesor Core 2 Duo SU 9400.
Bukan ngerendahin ato nyepelein wanita lain, tapi kebanyakan mereka itu cara berpikirnya didasari perasaan dan emosional, beda ama yang satu ini, pemikirannya didasari oelh logika dan perasaan.
Kecerdasan diatas rata rata, bayangpun topik apapun yang diobrolkan itu dia bisa paham semua.
Mulai dari pelajaran, sosial sampai agamapun ga perlu loading lama kalo ngobrol ama dia.
Gue curiga kalo otaknya itu ga cuman di kepala aja, tapi seluruh tubuhnya itu tersingkronisasi neuron neuron yang berpusat pada otaknya di kepala sebagai "main processor".
Gile bener...
Ciamik dah tuh...

Tapi, disamping keperkasaannya itu, dia ga meninggalkan sedikitpun sisi kewanitaannya.
Lembut, penyayang, sabar, telaten hingga manja dan bisa nangis pun masih melekat di dirinya.
Saat gue sakit kemarin dia selalu ada buat tempat diskusi gue.
Pas gue senang dia juga ikut menikmati hasil kerja gue.
Pas gue galaupun dia ga menjauh malah tetap di samping gue untukmen-suport gue.
Pas gue lapar, dia ngajakin gue makan nasi liwet di Stadion Manahan Solo.
Pas gue ga ada pulsa, dia rela nelpon gue walo akhirnya nyindir gue kenapa ga pernah telp dia.
Pas gue kilap ga kasih kabar ke dia, dengan setia dia nelpon gue, yah sambil marah marah sih, tapi adegan setelah marah marahnya itu lho yang bikin ga bisa jauh dari dia..
Intinya dia itu ada buat gue, walopun gue belum bisa selalu ada buat dia.
Dia bisa bantu gue menghadapi masalah ini, tapi gue belum bisa ngebantu dia keluar dari masalahnya.
Dia penyayang dan tulus ke gue.

Gile bener dah, satu sisi dia itu kuat dan perkasa, tapi dalam hitungan detik dia bisa berubah menjadi lembut dan penyayang.
Paket combo antara Xena Warior dan Anna Althafunnisa-nya ketika cinta bertasbih.
Sip dah...

Gue bahagia bisa ama dia kali ini.
Kesempatan yang pernah gue sia siain.
Tahun lalu, bulan februari, sebenarnya gue udah sempat jadi ama dia.
Tapi ya begonya gue, malah berkhianat saat itu..
Well...
Sekarang gue mau memperbaiki kesalahan itu dan menjaga hubungan ini.
Hubungan ini bukan hubungan ece ece ABG yang niatnya untuk senang senang dan saling mengenal calon pasangan.
Di hubungan ini kami udah cukup mengenal, sekarang adalah saatnya untuk memahami dan memadukan diri serta merintis hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Muluk muluk kah??
Enggak sih kata gue.
Kami udah sama sama dewasa, dan udah bosan juga sakit hati gara gara hubungan ga jelas di kala remaja.
Jadi mungkin ini saatnya bagi kami untuk memulai hal besar.
Kami udah mulai merintis pondasi sejak awal.
Contohnya, kami ngejalanin hubungan jarak jauh, jauh banget malah, mungkin bulan depan kami terpisah antar 2 benua berbeda.
Yeah...
Dia sih masih di Indonesia, guenya aja yang pergi.
Susah rasanya kalo mempertahanin hubungan yang baru berjalan beberapa hari dan masalah kami di waktu lalu *setelah insiden taun lalu kami sempat kurang lebih 10 bulan ga komunikasi* tetap berjalan dengan baik.
Untuk itu kami perlu pengikat.
Pengikat seperti apa?
Saat wisuda mama kemarin, gua ajak wanita ini untuk datang supaya bisa mengenal keluarga gue lebih jauh.
Mulanya canggung, tapi lama kelamaan malah dia lebih dekat ama keluarga gue ketimbang ama gue.
Bayangin aja, dalam waktu sekitar 3 jam dia udah bisa dekat ama mama, papa, adek gue bahkan ama nenek gue sekalipun berhasil diakrabkannya.
Dan hebatnya, keluarga gue suka dan setuju kalo gue ama si wanita ini.
Modal besar yang signifikan bagi hubungan ini..
Paling enggak kalo udah kenal kan keluarga juga bisa ikut ngejaga hubungan kami.
Mangstabzzz....

Hehehehehe...
Cukuplah perkenalan tentang wanita ini.
Dia itu Yasinta Mila Shani..
Elo bisa panggil dia Sun...
Yup, di sini Sun diucapkan seprti kata sundul, bukan seperti kata matahari dalam bahasa inggris.
Panggilan antar kami ini, panggilan sayang yang udah ada sejak tahun lalu.
Di mana kami punya cerita walo berakhir dengan ga baik dan tragis.
Tapi, kita hidup untuk belajar.
So, kami me-rebuild hubungan ini dan membuatnya lebih berarti kali ini.
Belajar dari kesalahan masa lalu agar ga jadi keledai yang jatuh pada lubang yang sama.
Ga mudah memupuk kepercayaan dengan dasar yang kurang bagus.
Ga mudah mendirikan suatu bangunan diatas tanah berlumpur.
Tapi ga mudah bukan berarti ga bisa.
Dengan pondasi yang kuat, kita bahkan bisa mendirikan bangunan di tengah laut seklaipun.
Dan kami telah berada di jalan yang tepat untuk memulainya.

Ok, guys...
Sekian dulu postingan kali ini..
InsyaAlloh dalam waktu dekat ini gue bakal nyelesaiin tulisan gue Love From Moeslem Perspective Part 2.
Udah 65% sih, tapi mau ngelanjutin tu rada berat.
Materinya serem dan susah euy...
Tapi gue percaya kalo ini bakal jadi "sesuatu" yang membanggakan..

Thanks udah mau singgah di blog gue ini..
Maaf kalo ada salah kata dan sesuatu dari blog ini yang menyakiti perasaan kawan kawan semua.
Maaf..

Bye, Chuiikk.......
Wassalamualaikum...

NB: meski gue ga sehebat dan seganteng papa, tapi gue punya calon yang ga kalah dari mama.

Sedikit gambar dari Pondasi kami..


Wisudanya S2nya mama, CumLaude lho...



Mama, Sun ama dek Lukman



Ini dia yang namanya Sun



Di Mobil, dek Lukman ga mau pisah dari Sun



Sun berhasil menidurkan dek Lukman






Newer Posts Older Posts