01/10/2009 - 01/11/2009

The Greatest Family

Assalamualaikum....

Keluarga...

Keluarga dapat kita ibaratkan dari komunitas terkecil dari kehidupan biosfer Habluminannas.
Keluarga merupakan suatu sistem yang saling terikat.
Suatu sistem yang biasanya terdiri dari Ayah, Ibu dan anak..
Ayah sebagai kepala keluarga, tempat keputusan diambil setelah melalui musyawarah keluarga.
Ibu sebagai penyeimbang dan pengurus keluarga, selayaknya sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap isi rumah.
Anak adalah anggota keluarga yang berhak untuk mendapat pengajaran dan wajib meneruskan nama baik keluarga.

Ada pepatah, "Like Father, like Sons".
Do you believe it ???
Can you receive it ???

Yeah...
Aku percaya akan pepatah itu...
Hal itu dijelaskan *diceritakan* di Surat Al-Lukman...
Diceritakan bahwa dalam keluarga harus terbentuk sistem yang jelas, saling berkaitan dan saling mendukung.
Ayah sudah semestinya menjadi "imam" yang membimbing dan mengajak jalan kebaikan yang otomatis menjauhi api neraka..
Ibu berperan sebagai asisten sang ayah.
Anak dengan penuh tanggung jawab harus belajar tentang hal itu..

Sesuai Keluarga Lukman..
Pak Lukman *aku sebut begini supaya lebih nyaman* mendidik anaknya dengan memberi contoh..
Beliau mengajarkan shalat sejak anaknya massih kecil.
Mulai menanamkan akidah Islam di hati anak anaknya.
Pak Lukman mengajarkan betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid bagi laki laki..
Beliau selalu mengajak anaknya shalat berjamaah di masjid bersama dirinya juga.
Mengajari dengan memberi contoh, sungguh panutan yang bijaksana.
Saat sang anak sedikit mendayung menjauh dari "jalan" Allah, Pak Lukman segera menariknya kembali.
Menari kembali sembari memberi nasihat dan penjelasan tentang apa yang anak itu lakukan, dan akibat yang akan terjadi jika sang anak terus mendayung.

Mengapa tampak mudah mengajari dan mendidik anak seperti keluarga Pak Lukman??
Sekali diberitahu, sang anak langsung menurut dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Kuncinya penanaman sejak dini..
Sejak lahir telah diperdengarkan kalimat kalimat Allah..
Akidah tentang Iman Islam dan Taqwa juga disampaikan sejak kecil.
Dengan begitu, pondasi Islami telah merasuk di dalam jiwanya..
Terpatri dengan tebal dan terukir dengan jelas.
Watak pun bisa dibuat dengan landasan itu.

Saat anak masih polos dan murni, itulah saat yang tepat untuk memberinya "pondasi".
Bagi yang memiliki pengetahuan tentang bangunan, pasti tau fungsi dari pondasi.
Pondasi merupakan dasar dari bangunan.
Kokoh dan kuatnya bangunan bergantung pada pondasinya..
Kita dapat menganalogikan hal itu pada diri manusia *seorang anak*.

Di era sekarang ini, akhlak dan kedisiplinan kurang diperhatikan dalam metode pembelajaran pada anak.
Berdasarkan pengamatan yang saya ketahui di lingkungan tempat saya bermukim, kebanyakan adalah orang tua yang sibuk bekerja.
Berangkat pagi dan pulang malam.
Semua itu memang untuk keluarga.
Semua itu, tapi semua itu bukan hanya harta hasil bekerja.

Sejak pagi, anak sudah ditinggal dan dipercayakan pada pembantu.
Interaksi anak lebih sering dengan pembantu ketimbang dengan orang tuanya sendiri.
Kasih sayang yang didapatkan sang anak sebagian besar didapat dari pembantu, bukan orang yang telah melahirkan dan menafkahinya.

Dampak dari kebiasaan seperti itu antara lain, sang anak bisa saja merasa kurang diperhatikan oleh orang tua, sehingga dia mengambil langkah yang dia *mungkin* tau kalo itu keliru, untuk mendapatkan perhatian & kepedulian dari orang tua.

Banyak hal yang akan bermunculan setelahnya, mengenai pengertian akan ”benar dan salah“. Ini sebuah prinsip yang sebaiknya seorang anak tau lebih dini. Kadang walaupun sang anak tau itu salah. Akan tetapi, entah dorongan rasa “penasaran” dan “lingkungan” yang juga membuatnya tetap bisa terjerumus. Banyaknya jenis pergaulan dan suara-suara di lingkungan sekitar pun turut menggoda. Hingga akhirnya sang anak pun meraba-raba mencari kenyamanan. Dimana ia sendiri pun tidak tau nyaman itu yang bagaimana. Dan ia pun hanya bisa mencoba-coba di dalam pencariannya.

Sebuah Pelarian.
Pelarian lah yang akan dicari oleh sang anak saat jauh dari orang tua yang seharusnya memperhatikan perkembangannya.
Bukan seorang pembantu.
Ia bingung, saat ingin bertanya tentang hidup.
Selama ini dia diasuh oleh pembantu, dan tidak mungkin dia menggantungkan hidupnya pada pembantu.*bukan diskriminasi terhadap pembantu, maaf*
Lantas, dipun memilih untuk mencari tau sendiri.
Tanpa bimbingan orang tua.
Tanpa pengawasan dan arahan orang tua.
Bisa dia memilih beberapa "tempat berlabuh" untuk jiwa galaunya yang haus akan kasih sayang.
Entah dengan teman bergaulnya, yang dia rasa lebih mengerti tentang kebutuhan dan masalah yang sedang dia hadapi.
Bisa dia memilih dengan pacar.
Pacar sebagai tempat mencurahkan dan mendapat kasih sayang..
Yang dia rasa dan dia pikir dapat membantu meredam dan mengurangi rasa resahnya..
Di mana hal ini justru menjadi salah, ketika semua menjadi terlarut di dalamnya dan sulit untuk melepaskan diri...

Kasih sayang yang sebenarnya adalah tugas orang tua.
Bahkan ada juga yang berpaling ke obat-obatan dan minuman keras sebagai pelariannya.
Hanya demi pencarian dasar hidup dan kasih sayang, yang membuatnya dapat terjerumus ke dalam sesuatu yang sebenarnya bukan jalan yang ia cari..

Sungguh pondasi Iman dan Taqwa yang kurang mumpuni dari sang orang tua.
Sehingga prinsip agama, sosial dan norma norma lain tidak dia perdalam dan terapkan dalam mengarungi hidup.
Hanya berbekal dan bermodal rasa penasaran dan haus kasih sayang lah dia mengayuh roda kehidupan.

Siapa yang salah pada fenomena itu??
Entah siapa yang salah.
Kita tidak bisa menyalahkan orang tua begitu saja.
Secara, mereka bekerja untuk keluarga dan demi tuntutan hidup di zaman sekarang ini.
Mereka sudah benar dalam menjalankan tugas mereka sebagai orang tua yang memang wajib memenuhi kebutuhan buah hatinya.
Tapi, tentang bekal hidup, mereka salah kaprah.
Masukan positif kurang diperhatikan. Padahal masukan-masukan dari orangtua menjadi sangat penting di dalam perkembangan anak. Baik itu yang akan membangun motivasi dari dalam dirinya, yang akan selalu membangun dan semakin menguatkan kepekaannya akan berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar.
Mereka hanya berpedoman pada materi, sekedar peduli bagaimana dunia studynya, dan hal yang mendasar untuk survive anaknya, dirasa sudah cukup dalam mendidik dan membentuk pondasi seorang anak.

Actualy, those are not the main needed for him or her.
Yang penting adalah pembentukan pondasi "mental" yang berdasar pada akidah yang kuat serta kasih sayang yang tulus dan tanpa batas.
Karena dengan hal itu lah seorang anak akan terbentuk pribadinya dan memiliki suatu prinsip yang kuat yang dapat ia pegang di sepanjang perjalanan dan langkah-langkah hidup yang akan ia arungi.
Karena dengan mental, pribadi dan *yang terpenting* landasan agama yang kokohlah, seorang anak dapat dipercaya untuk melejit dan merajai hidupnya.*di jalan Alloh tentunya*

Nah, sekarang kita ulas dari segi anak.
Aku mengulas diri sendiri ceritanya nih...
Secara aku masih berstatus sebagai seorang anak.
Hm...
Di sisi ini, aku mau nulis dengan gaya yang agak santai..
Masalahnya ini yang baca dari pihak anak juga..
Biar yang baca tau gimana sih rasanya galau..

Ok, go on.
Honestly, aku tidak menghadapi situasi yang parah macam itu..
Ada sih kegalauan.
Tapi kasih sayang yang mereka beri sudah tepat, cuma akunya saja yang belum bisa merealisasikan dan menerapkan ilmu yang aku dapat.

Anak yang galau karena kurangnya kasih sayang pasti akan berusaha mencari jawaban dan limpahan kasih sayang..
Sesuai dengan perkembangan psikologisnya, dimana seorang anak sedang gencar mencari jati diri...

Nah, meski begitu, bukan serta merta sang anak bisa membabi buta dalam memilih jalan.
Membabi buta, memilih tanpa mengindahkan aturan dan norma yang berlaku.
Meski tidak mendapat petuah yang memadahi dari orang tua, tapi sang anak harusnya juga sudah mengerti tentang mana yang patut dia lakukan dan mana yang harus jauh jauh dia tinggalkan.
Secara, di sekolah formal kita juga mendapat pelajaran Agama dan Kewarganegaraan yang sudah mengatur norma norma yang ada..
Jika kita *aku yang juga seorang anak* masih melenceng, itu karena kesalahan kita yang mengatasnamakan kurangnya kasih sayang dari orang tua.

At least, kita tau kalo narkoba dan miras itu ga boleh disentuh, apalagi dipakai.
Kalo nekat sih, itu bebal...
Lha itu dia yang harus kita sebagai anak menganalisa.
Kenapa kita bisa senekat itu.
Mencoba hal hal yang sudah jelas dilarang.


Ok, enough for the explanations

Kembali ke Keluarga Lukman..
Dalam keluarga yang harmonis dan selalu dibawah naungan akidah, output *dalam hal ini sang anak* pasti jadi anak yang baik jika pondasi telah dibuat sekokoh mungkin sejak dini..
Selain Keluarga Lukman, ada juga contoh keluarga yang lain..
Keluarga Ali Imran, Keluarga Ibrahim dan masih banyak lagi...

Semoga wacana tulisan *ceker ayam* ini bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi kita..
Semoga curhatan ini bisa bermanfaat bagi kita semua..

Sekian dulu untuk hari ini..
Hopely we'll meet soon..
Lets share opinions with me...
This blog is Open and Free to leave Comments here...
Just Push Icon on the top right of this posting...

Bye, Chuik............

Wassalamualaikum....

Jism, Life and Winner Theory by oCHy

Assalamualaikum...

Ada yang bilang, "Eh, lo udah sembuh ya??"
Gue berpikir, emang gue sakit ya??
Si orang itu jawab lagi, "Lo udah berhenti nulis di blog kan?? itu berarti elo udah sembuh dan udah ga nyebarin virus Panu Otak lagi".

Wuih...
Ternyata segitunya ya pemikiran mereka..
Padahal gue nulis itu untuk berbagi lho, bukan bermaksud mendzolimi mereka..
Asli de, gue ga ada niat buat merusak otak mereka.
Gue cuma pengen orang tau kalo gue itu hapal alfabet dan bisa membaca serta menulis.
Itu aja kok..

Sebagai bukti kalo gue itu ga bermaksud jahat ama elo elo pada, kali ini gue bakal nulis sesuatu yang berguna ato mencerahkan hati kalian..
**'bijak mode': on**

Kemaren, gue baca status temen gue, isinya gini "What can I do??"
Status bodoh oleh teman gue. (maaf ya N*p*y)
Kenapa gue bilang bodoh, karena ternyata dia lebih bodoh dari gue..
Dia lebih bodoh dari gue karena dia ga tau apa yang bisa dia lakukan.
Dia ga menyadari apa yang bisa dia kerjakan.

Gue yang lahir kurang dari 9 bulan aja bisa melakukan banyak hal kok..
Masak dia yang lahir normal ga tau kalo dia bisa ngelakuin apa..

**pending dulu, gue mau mandi**

**gue udah kembali**

Pertanyaan seperti itu muncul saat suasana hati kita galau.
Saat dimana kita ga bisa mikir apa aja yang bisa lakukan.
Masa ketika kreatifitas dan daya cipta kita diselimuti kabut kebimbangan.

Guys...
Tau ga kalo kita itu diciptakan untuk selalu menang??
Kita ada di dunia ini sebagai pemenang.
Kita itu ditakdirkan sebagai Juara.

Lo ga percaya kata kata gue itu???
Nih gue kasih teory yang membuktikan kita itu pemenang dan kita bisa melakukan apapun yang kita mau *dengan ijin Tuhan tentunya*.

**Jism, Life and Winner Theory by oCHy**

Anak anak yang manis, taukah kalian kalo kalian tercipta dari sebuah kemenangan??
Kalian tercipta dari SPERMA yang unggul.
SPERMA yang bersaing dengan jutaan kompetitornya.
Dan kita lahir dari SPERMA pemenang, SPERMA pilihan dari jutaan sel yang ada.
Berbangga lah..
Bayangkan, jutaan SPERMA ikut kompetisi Ninja Warior.
Bayangkan, jutaan SPERMA ikut kompetisi Benteng Takeshi.
Bayangkan, jutaan SPERMA ikut kompetisi Who wants to be a Millioner.
Bayangkan, jutaan SPERMA ikut kompetisi Kuis Joshua yang dipersembahkan oleh Cubitus.
Tau kah kalian, kalo SPERMA kalian lah pemenangnya..

Kalian lahir dari bibit unggul. Bibit yang terlatih dan berpotensi untuk dapat menjadi manusia berkemampuan dasyat dalam menapaki kerasnya persaingan hidup ini.
Kalian telah terlatih untuk terus bersaing saat kalian masih berupa SPERMA.

Lanjut ya, seperti biasa, gue mau bahas sesuatu berdasarkan kata bijak seseorang..

Nyokap said that " you were born with potential. you were born with goodness and trust. You were born with ideals and dreams. You were born with greatness. You were born with wings. You are not meant for crawling, so don't. You have wings. So, learn to use them and fly."

Dari kata kata itu kita bisa simpulkan bahwa kita itu punya potensi untuk melakukan banyak hal.
Ga ada yang ga bisa kita lakuin..
Kita hidup untuk belajar dan berkreasi serta beribadah.
Contoh, saat kita balita, susah rasanya untuk berjalan.
Tapi sekarang...

Bukan hanya bisa berjalan, gue yakin elo bisa berlari.
Kenapa kita bisa berjalan bahkan berlari??
Karena kita punya potensi untuk melakukan hal itu.
Tapi kalo potensi itu ga diolah, mana bisa kita berkembang.

Contoh lagi, gue dulu masih terbata bata buat menulis..
Tulisan gue waktu SD *ampe sekarang* dikenal jelek.
Tapi, iye...
Coba liat blog ini..
Apa tulisan gue acak kadul bentuknya??
Ga kan..
Rapi dan runtut bentuknya, meski maknanya masih ga jelas.
Itu karena gue belajar.
Gue belajar menggunakan keybord..

Lagi nih contohnya, dulu elo apa paham gimana elo lahir dan gimana pula proses pembentukannya??
Tapi sekarang...
Bahkan anak SMP pun udah bisa mempraktekan ibadah Ayah-Bunda kita...
Salah memang, tapi itu merupakan bentuk pembelajaran..

Lanjut ya..
Setelah kita punya potensi, lantas kita mengolahnya, yang sekarang kita butuhkan adalah tantangan..
Tanpa tantangan kita ga bisa mengetahui sejauh mana kemampuan kita.

Contoh, si N*p*y kemarin bilang "What can I do??".
Nah, itu dia sedang diuji..
Sejauh mana dia mengetahui dan mengenal potensinya.
Sejauh mana pula kemampuannya jika dia berada di kondisi macam itu..

Saat kalian berada di kondisi macam itu, ingat lah kawan..
"KITA ITU SPERMA YANG UNGGUL".
Berbanggalah karena kalian diciptakan dari zat pemenang.
Maka, harusnya kalian bisa melakukan hal yang lebih baik dari ini..
Tanamkan itu dipikiran kita..

Tau sejarahnya Bill Gates yang punya Microsoft??
Dia adalah pembohong.
Dia ga punya apa apa saat mengatakan bahwa dia punya program yang bisa membuat komputer menjadi "Friendly User".
Tapi kenapa dia bisa sukses???
dia mau belajar dan yakin akan kemampuannya.
Dia percaya impiannya..
Dia mampu mengepakkan sayapnya..
Memang pada mulanya dia ga punya software apapun, bahkan dia hanya pengangguran..
Tapi dengan sayapnya yang dikepak kepakan, dia belajar terbang.
Dia berusaha merubah impian itu menjadi kemanangan.
Dan hasilnya...
Viola!!!!
Terbukti bukan..

Nah, setelah kita punya potensi, lantas kita mengolahnya dan hasil pun telah nampak, jangan lupa untuk bersyukur...
Mari sedikit merenung...
Kita terlahir dengan bakat yang luar biasa.
Kita lahir sempurna.
Kita lahir dan kini beruna..
Siapa yang menciptakan kita??

GIVES THANX TO ALLOH
FOR THE MOON AND THE STAR
PRAY IN ALL DAYS
FOR WHAT IS AND WHAT WAS

Walo kita ditakdirkan untuk jadi pemenang, janganlah kita takabur..
Karena sehebat hebatnya kita, masih ada yang lebih hebat.
Sang Khaliq lah penguasa segalanya...

THE ONE WHO HAS POWER OVER ALL

So...
Keep low profile while walking in this world...

The true winner always be calm when walk in this world

Ok guys....
Sekian dulu sharing kita...
Hopely we will meet again soon...
StayTune with me on this blog.....

Thanx for all...

Bye, chuikkkk.....

Wassalamualaikum....

Newer Posts Older Posts