The Flying Cow with Rhino Horn

gue masih terlentang saat mereka mulai merangkak.

seketika itu pula gue tengkurap dan mengangkat badan dengan tumpuan 2 telapak tangan serta lutut, gue resmi merangkak sekarang...

gue lihat mereka mulai berjalan tegak..
meja, meja itu tujuan gue.
setelah sampai di sisi meja, gue pegangan dan mencoba berdiri..
berhasil...
gue kini berdiri..
masalah mulai muncul ketika gue akan melangkahkan kaki untuk pertama kalinya.
susah kah??
ternyata tidak sesusah yang aku bayangkan...

ketika gue mulai membiasakan berjalan dengan kedua kaki menopang badan ini, mereka telah berlari..
mereka berlari sejauh 100 meter, lepas itu mereka duduk dan mulai
bercerita.
mungkin mereka bercerita bagaimana rasanya berlari, apa yang mereka lihat selama berlari dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya..

gue tertunduk..
dan akhirnya gue terduduk..
mungkin kalian berpikir gue menyerah, tidak bisa mengikuti mereka??
kalian salah...
gue tertunduk lalu terduduk dan berfikir...
kenapa gue melakukan apa yang mereka lakukan?
memang siapa mereka?

hmm....
iya, siapa sebenarnya mereka?
kenapa gue mengikuti semua tingkah polah mereka??

gue memejamkan mata..
berpikir dalam hening..
tersirat pikiran..
terisrat samar samar..
semakin lama gue perhatikan, pikiran itu pun makin jelas..
dan akhirnya terucap juga..

"ngapain juga gue ikutin mereka, ini hidup gue, gue yang ngejalanin, gue yang ngehadapin, dengan kemapuan gue dan dengan cara gue sendiri pastinya..."

"mereka merangkak, berjalan, lalu berlari... so, what??? apa untungnya gue ikutin mereka.."

"gue berbeda dari mereka, gue ini 'the flying cow with rhino horn' yang menjelajahi dunia dengan sepasang sayap peri dan beberapa pasang sayap besi..." --> sayap peri aja ga cukup, secara gue ini sapi

ok, cukup sudah gue mengekor..
kali ini sudah saatnya bagi gue untuk berjalan sendiri, menentukan
arah, mengatur irama dan menakhlukan dunia..

gue ga mau berlari seperti mereka.
berlari, lalu berhenti dan mulai bercerita..

gue mau terbang, melayang mengitari luasnya angkasa, menyusur seluruh permukaan bumi dan menyelami semua perairan yang ada..
gue akan terbang sambil bercerita apa yang gue lihat.
gue ga mau berhenti mengepakkan sayap, berdiam diri sambil bercerita..
itu bukan cara gue...

kini, gue mulai berdiri, tanpa bantuan, tanpa pegangan..
gue berusaha sendiri..
gue kepak-kepakan sayap peri dan sayap besi ini..
mulai terbiasa...

1cm..
2cm..
1m..
15m..
20m..
100m..

yak dan gue pun melayang...

kini gue terbang...

gue bisa melihat mereka, yang semula menjadi panutan gue, kini memandang gue yang terbang di angkasa..

gue bangga..
dengan sedikit sombong, ehh... bukan sombong, hanya sedikit takabur, gue bermanuver layaknya sukhoi yang berkesan mengejek mereka..

"gue terbang, cuy....."

beginilah seharusnya gue beraksi...

gue ga pantas merangkak..

gue dilahirkan untuk terbang....

kini, tiba saatnya memulai perjalanan..

dan kutinggalkan mereka yang menatapku penuh kagum..

kuyakin mereka berpikir "bagaimana bisa ''seorang sapi' bermanuver seperti itu diangkasa???"

gue bisa karena gue yakin dan gue mau mencoba...
akhirnya gue terbukti bisa kan...

ini cara gue, bagaimana cara kalian dalam menapaki hidup???

#curhatan #travelergila #the flying cow with rhino horn

note: bayangkan sapi yang punya sayap peri, betapa imutnya...

[posted via X6]

Newer Post Older Post

One Response to “The Flying Cow with Rhino Horn”

wahyudi fajr said...

yess..
hidup loe pilihan loe bro..
*pilihan yg harus dipertanggungjawabkan tentunya..
keep on flying ;)