Gagal Bukan Berarti Ga Sukses

Assalamualaikum...


Suatu ketika, gue pernah mencoba untuk soal hitungan kalkulus.

Gue berusaha keras untuk mempelajari cara cara mengerjakan soal itu.

Cara dari buku ini dari buku itu, menggabungkan buku ini dan itu, semua gue lakukan untuk mengerjakan satu soal itu.

Setelah seharian mencoba menyelesaikan, hasil yang gue dapat adalah...


GUE GAGAL MENYELESAIKAN SOAL KALKULUS ITU.


Yeah, gue gagal walopun sudah mencoba menerapkan beberapa cara.

Saat itu gue berpikir, “Sebego itukah gue?”.


Beberapa hari yang lalu gue main game Need for Speed Carbon.

[jangan tanya kenapa gue mainin game jadul itu, masalahnya gue nyari NFS Undercover ga nemu]

Setelah gue ngalahin Kenji, Angie dan Wolf, gue mulai menjajah wilayahnya si Darius.

Ga ada satu event pun yang gue menangi.

Kenapa?

Karena mobil yang gue pake cuman sekelas Mazda RX7, sedangkan musuhnya Lamborgini, Nissan GTR, Lancer Evo dan mobil tier 3 lainnya.

Jelas gue kalah.

Berbagai cara sudah gue lakukan, dari pake cheat hingga ngikutin walktrough.

Dan hasilnya, tetap 11-12 sama soal kalkulus itu.


NIHIL, tanpa kemenangan.


Lagi lagi gue berpikir, “Ini gamenya yang kurang ajar ato guenya yang emang dudul?”


Peta, GPS, tanya orang bahkan metode kompas bokong [gue jelasin entar di bawah tentang metode ini] pun telah gue lakukan pas traveling ke Malang saat itu.

Hasilnya sudah bisa ditebak, similar lah ama 2 kasus di atas.

Gue ilang di Malang.

Tiada waktu tanpa berpikir “Se-udik itukah gue?”


Well, itu beberapa dari sekian banyak hal yang belum bisa gue selesaikan.

Saat itu gue gagal.

Gagal total tapi ga total total banget.--> tipikal penulis plin plan

Tapi itu dulu, sekarang...

Yah, tetep aja 11-12 lah.. hehehehe...


Ok, mari kita masuk ke materi. [membenarkan posisi kacamata, menyeruput teh hijau tanpa gula, membenarkan posisi duduk dan mulai menulis serius]


[tunggu dulu, balas sms dek shani bentar] → asli


[ok sudah] → asli juga


Dalam hidup ini pasti kita mau mencapai kesuksesan kan ya..

Hayo, yang ndak mau sukses silahkan angkat kaki..

Serius, yang ndak mau sukses silahkan kakinya diangkat tinggi tinggi.

Kalo perlu dicopot kakinya terus diangkat pake tangan. → silahkan bayangkan sendiri posenya

Ga ada yang mau copot kaki kan?

Eh maksud gue, semua pada mau sukses kan...

Nah, pertanyaannya sekarang bukan bagaimana kriteria sukses itu, tapi apa yang lo pikirkan [cuma pikirkan] ketika lo mendapati kegagalan sebagai kekasih lo saat itu???


Pernah ada cerita seperti ini, suatu saat ada anak yang ganteng rupawan budiman dermawan dan lain lain yang baru saja mengalami kegagalan pahit.

Pahit di sini bukan karena dia gagal buat kopi dengan modus lupa kasih gula dan jadi pahit kopinya, tapi benar benar kegagalan yang menyedihkan, tragis dan bengis. → bahasa inpotemen

Suatu ketika, sebut saja namanya Si Tampan yang disingkat ST, bukan nama sebenarnya, gagal dalam salah satu studynya.

Begitu terpukul saat itu si ST.

menyerah saya di jalan ini, mungkin ini bukan yang terbaik. Ini kegagalan pertama saya selama study ini, dan saya tidak akan kembali karena ini menjadi momok bagi saya” kira kira begitu yang dia katakan.

Tidak bisa dipungkiri, kegagalan bisa menjadi momok ato menyebabkan traumatik bagi yang bersangkutan.

Sehari, dua hari, tiga hari bahkan sebulan lebih 365 hari, ST selalu memikirkan kegagalannya itu.

Alhasil, dia terbelenggu oleh kegagalan di masa lampau dan mempuat performanya sekarang ini jadi tidak maksimal.

Bagai orang linglung saat itu, entah apa tujuan hidupnya, dia hanya melakukan apa yang harus dilakukannya saat itu [tetap tidak sempurna tentunya] tanpa memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah itu.

Hingga suatu saat ada yang menyampaikan “Likulli syai-in maziyyah...”.

mungkin kamu memang gagal, tapi bukan berarti kamu tidak berhasil, lepaskan kegagalan itu, maafkanlah dirimu dan mulailah kembali menapaki jalan dengan hati yang mantap dan penuh semangat”.

Setelah itu ST mulai sadar akan suatu hal dan mulai menata hatinya lagi, bersiap melangkah bahkan berlari hingga terbang untuk memperbaiki kesalahannya itu.


Nah, dari kisah di atas, hal apa yang elo bisa mabil???

Kalo gue pribadi, banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran.


Saat kita gagal, cobalah untuk membuka pikiran.

Gagal itu apa sih?

Kondisi dimana kita belum atau tidak mencapai tujuan yang kita harapkan.

Sedangkan sukses itu apa?

Mudahnya, sukses itu kebalikan dari kegagalan, kondisi dimana kita telah mencapai apa yang kita harapkan.


Tapi sobat, gagal bukan berarti kita belum atau tidak sukses.

Justru sebaliknya, kegagalan membuat kita “one step closer” dengan kesuksesan.

Mengapa bisa begitu?

Karena saat kita gagal, sebenarnya kita itu belajar.

Belajar untuk menemukan berbagai cara dan mencoba untuk menerapkannya.


Coba kalo kita ga gagal, paling paling kita cuman mempelajari 1 atau 2 cara doang.

Sedangkan kalo kita gagal, kita akan belajar banyak hal.

Bukan hanya cara untuk mencapai kesuksesan, tapi juga cara untuk bertahan saat menghadapi kenyataan bahwa kesuksesan yang kita harapkan belum dapat ijin dari Alloh.


Ingat kembali kata kata “Likulli syai-in maziyyah”, yang artinya kurang lebih, setiap manusia punya kelebihan.

Saat kita gagal dalam suatu hal, bukan berarti kita bodoh, bego ato dudul, tapi kita tidak lebih dalam hal itu.

Kita memang tidak lebih dalam hal itu, tapi kita mampu untuk melakukannya.


Sekali lagi gue bilang, kita mungkin tidak jago dalam hal tertentu, tapi kita tetap bisa melakukannya dengan belajar, usaha dan doa yang sepenuh hati.


Di atas gue tanya, apa yang elo pikirkan jika mengalami kegagalan.

Kenapa gue tanya yang elo pikirkan, bukan yang elo lakukan?

Karena, saat memikirkan suatu hal yang menyedihkan, kita akan terbelenggu dengan pikiran itu.

Jika kita sudah menemukan langkah [walo masih tertatih] kita akan mulai mengikhlaskan kejadian itu secara perlahan.


Kita akan lebih susah membuat langkah awal daripada meneruskan hal yang telah kita mulai sebelumnya.

Seperti kisah di atas, ST memikirkannya dalam waktu yang begitu lama dan selama itu pun kinerjanya tidak maksimal.

Kenapa?

Karena ST belum mampu keluar dari pikiran akan kegagalan itu.

Pikiran itu besar pengaruhnya, sobat...


Kira kira begitu materi yang bisa gue share saat ini.

Gue harap akan selalu bisa nge-share tulisan buat kita sama sama belajar.

Oh, ya..

Tentang kisah di atas, itu kisah gue.

Gue yang gagal dan gue yang terbelenggu.

Gue heran, kenapa banyak buku yang menceritakan tentang langkah kesuksesan seseorang?

Kenapa bukan tentang kegagalan seseorang.

Kalo kita membaca langkah sukses seseorang, kita akan terpaku pada langkah tersebut, karena sudah ada bukti suksesnya.

Tapi kan ga semuanya compatible dengan kita.

Malah baiknya kalo kata gue, itu cerita tentang kegagalan seseorang.

Dengan cerita kegagalan kita bisa mempelajari orang mengapa bisa gagal dan mulai menyiapkan langkah yang sesuai buat kita.

Yup, kita bisa membuat langkah sendiri...


Well, guys,,,

Sekian dulu lah postingannya.

Gue musti pulang, takut diusir sama pelayan kafenya.

[maaf mas ard, aku ngafe sendiri, lagi pengen nulis serius]


Wassalamualaikum...


note:

tentang kompas bokong, itu metode mencari jalan dengan mengikuti arah orang lain.

Pedoman kita adalah “bokong” orang.

Newer Post Older Post

2 Responses to “Gagal Bukan Berarti Ga Sukses”

Anonymous said...

setuju, gagal itu kan keberhasilan yang tertunda.. ;)
keep on fighting bro..!

Iman said...

Dari gagal kita akan lebih banyak belajar, dan biasanya ilmunya jadi lebih nempel di kepala kita bro :)