CERMIN

Assalamualaikum...


Tau cermin kan.
Sifat cermin itu gimana?
Memantulkan benda asli secara nyata dan terbalik.

Cermin itu ajaib.
Hebat.

Cermin bisa jadi filosofi yang dalam.
Dalam, tajam dan mengena.

Cermin.
Air bisa menjadi cermin.
Sistem kamera bisa menjadi cermin.

Cermin itu apa?
Apa cermin itu sakti?
Cermin itu ajaib.

Cermin.
Kamu itu bodoh.
Apa aku pintar?

Cermin.
Kamu itu jahat.
Apa aku berhati malaikat?

Cermin.
Kamu itu kejam.
Apa aku seorang nabi?

Cermin.
Kamu itu egois.
Apa aku sudah bertoleransi?

Cermin.
Kau pantulkan segalanya.
Kau kembalikan pada diriku ini.
Semua kembali dan terus kembali.
Tak bisa ku lempar semudah itu.
Tak bisa ku hantam sekeras itu.
Semua akan kembali.

Cermin.
Sadarkan aku untuk kembali.
Sadarkan aku saat aku tersulut dan mengumpat.

Cermin.
Dia memuakkan.
Tapi, cermin..
Aku juga menjemukan baginya.

Cermin.
Aku harus sering bercermin sebelum aku menembakan butir ucap ini.

Cermin.
Dia menyakitiku.
Tapi, cermin..
Apa aku sudah membuatnya bahagia?

Cermin.
Apa jodoh itu cermin juga?
Apa jodoh itu saling memantulkan?

Cermin.
Kau memang ajaib.

Wassalamualaikum...

Di Mana Alloh Itu?? *maaf*

Assalamualaikum...



Gue baca blognya budhe.
Bukan budhe gue asli sih, tapi orang yang udah gue anggap sebagai budhe gue sendiri karena beliau yang begitu mengayomi saat gue berada di plurkville.
Budhe yang udah bersuami dan punya anak *Dio* yang sekolah TK kalo ga salah.
Gue awal kenal lewat plurk itu, entah gimana ceritanya, lanjutnya sering saling komen terhadap “tret” kami dan saling kunjung mengunjungi “rumah maya” ini.

Udah beberapa bulan ini, gue ga nemuin budhe ada di plurkville.
Nampaknya si budhe udah nge-freeze karmanya dan mulai menghilang.
Entah sejenak ato selamanya.
Suatu saat gue teringat dan kangen ama beliau.
Kangen dikomenin macam dulu lagi.
Alhasil gue mampir deh ke blognya.
Baca sekalian ninggalin komen.
Nah saat itu gue baca tulisan dia ama si Dio *anaknya* yang menanyakan di mana Tuhan itu.
Lucu banget deh.
Budhe mengajari anaknya dengan nilai nilai agama yang bagus.
Berdoa sebelum tidur dan menanamkan bahwa kita itu punya Alloh yang selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan tingkah laku kita di dunia yang fana ini.

Kalo mau tau ceritanya bisa klik di link ini.

Hwehehehehe...
Gimana menurut sobat sekalian??

Ok lanjut, Gan..
Gue terinspirasi oleh cerita dari budhe Brenchia itu.
Pertanyaan dari Dio yang begitu polos namun kritis dan gue yakin ga cuma anak seumuran dio yang tanya hal itu, bahkan orang dewasapun juga menanyakan hal yang sama.
“Di mana sih Tuhan itu berada dan mengawasi kita?”
Yuk bersama kita kaji...

Sobat, kita hidup di dunia ini itu ada aturan dan pegangan serata rambu rambunya lho..
Ingat, kita sebagai hamba beriman harus tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Al-Haddist setiap saat, kapanpun dan di manapun.
Pedoman itu bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dunia yang fana ini jika kita mengkajinya secara sungguh sungguh dan mendalam.
Sungguh sungguh, mendalam serta tepat.
Bukan mengkaji berdasarkan Mbah X ato pun ajaran Mbah Y begitu ya.
Bisa bisa nanti yang ada kita mengikuti aqidah ahlul bid'ah kalo ngikutin ajaran berdasar Mbah Mbah yang sekarnag ada di tempat antah berantah itu.

Seperti biasa, gue sampaiin dulu ya sobat.
Di sini gue sedang belajar dan kita sama sama belajar, gue ga bermaksud sok suci ato menggurui dengan menyampaikan materi materi “serius” macam ini.
Gue ingin berbagi aja, gue pingin blog gue ini bisa jadi ladang pahala.
Dan gue ga berminat menjadi Mbah Mbah yang gue jelasin di atas itu.

Kalo dari percakapan Dio dan budhe a.k.a mamanya Dio, ada anggapan bahwa Alloh itu ada di hati orang yang selalu berdoa dan mendekatkan diri kepadaNya.
Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Alloh ada di mana mana dan selalu mengawasi kita, Alloh ada di ArsyNya dan berbagai anggapan lainnya..

Dan kembali ke pertanyaan, di mana Alloh berada??
Who knows???
Nobody knows...
But everybody have to know if...

“Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Asy Syura : 11)

“Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arsy” (Thaahaa : 5)

"Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang sholih dinaikkan-Nya“ (Fathir :10)

”Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga tiba-tiba bumi itu bergoncang. Atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu” (Al Mulk: 16-17)

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” (Al Hadid : 4)

”Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan” (An Nahl : 128)

Nah, sekarang ini gue ga ngejawab pertanyaan di mana Alloh itu, tapi gue nyantumin ayat dalam Al-Quran yang bisa menjelaskan pertanyaan kita itu.

Seberanya dalam hal ini gue punya pendapat pribadi.
Tentang anggapan bahwa Alloh itu ada di mana mana maupun Alloh itu ada di hati hamba yang berdoa dan dekat kepadaNya, itu bukan menjelaskan Dzat secara harafiahnya.
Yang ingin disampaikan dari anggapan tersebut adalah bahwa Alloh itu ada di dekat kita jika kita mendekat kepadanya.
Dekat dalam hal ini meningkatkan Iman dan Taqwa kita.
Iman yang murni dan taqwa yang sebenar benar taqwa.
Jadi intinya adalah kita itu harus selalu ingat kepada Alloh disetiap waktu yang telah dipercayakanNya kepada kita sekarang ini.
Begitu kalo menurut gue.

Seperti yang udah gue sampein di atas tadi, di sini gue ga bermaksud menggurui ato sok suci, kita di sini sama sama belajar.
Memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi dan belajar untuk mempertebal keimanan.

Maaf ya guys kalo gue ada salah penyampaian.
Kesalahan itu datangnya dari gue pribadi sedangkan Haq yang hakiki itu hanya milik Alloh.
Semoga kita bisa memetik pelajaran dari tulisan ini.
Barrakallohu...

Sekian dulu guys...
Bye, Chuiiikkkkk..........

Wassalamualaikum...

Gimana sih Nulis Itu??

Assalamualaikum...

Err....
Malas kali hari ini.
Ga jelas.
Perasaan bersalah dicampur sedih dipadu rasa kecewa dibumbui amarah dan dihidangkan dengan rasa sayang.
Nggak jelas banget.

And the main idea is...
Yang penting masih bisa bertahan.
Terus berjuang sampai misi sukses dan ga menyerah ama keadaan.

Cukup udah curcol ga jelasnya, mari menulis sesuatu yang “baik”.
Menulis yang baik??
Menulis yang gimana sih?
Hm...
Menurut gue, menulis yang baik itu adalah...
Errr....
Gue ga begitu tau juga sih.

Dulu gu pernah baca tentang menulis dengan hati.
Menulis sebagai terapi emosi, media pembelajaran dan sebagai jalan mencapai mimpi.
Terapi emosi maksudnya itu dengan menulis, kita bisa mengungkapkan masalah kita, uneg uneg kita, problem kita hingga skandal yang udah kita lakukan.
Di sini, seseorang menulis untuk sedikit mengurangi beban yang ada di pikirannya.
Sadar ato enggak kita itu selain takut ama masalah yang sedang kita hadapi, kita juga takut kalo orang lain mengetahui masalah kita itu.
Ada rasa ingin meminta bantuan tetapi enggan menceritakan masalah ke orang lain.
Itu malah ngebuat pikiran kita jadi penuh.
Penuh akan masalah yang belum terselesaikan juga penuh untuk memikirkan cara supaya masalah kita ini ga bocor ke orang lain.
Dulu itu diary disimpan rapat rapat dan sangat rahasia.
Kerahasiaannya mungkin setara ama database di Pentagon.
Pokoknya cuma elo, Tuhan dan malaikat di kanan kiri lo aja yang tau.
Yang lainnya?
Maaf, itu bukan konsumsi publik.
Pemikiran cupet dan kolot beberapa tahun lalu.
Ngerasa gitu juga ga?
Coba rubah paradigma itu.
Sekarang udah ada yang namanya blog.
Itu adalah jurnal pribadi kita, rumah kita, lahan kita dan daerah kekuasaan kita untuk orang lain.
Untuk orang lain?
Iya lah, gunanya kita punya blog apa sih kalo ga buat dibaca bersama?
Di blog kita bisa menuangkan apa aja yang kita mau.
Apapun itu.
Apapun tapi ada aturannya.
Aturannya kalian yang buat.
Blog itu bisa berisi masalah pribadi kalian.
Dengan kalian tulis masalah itu di blog, siapa tau ada sahabat yang baca dan punya solusi buat masalah elo itu.
Berguna kan, daripada elo simpan sendiri masalahnya.
Tapi, seperti yang udah gue bilang tadi, kita musti bisa memilah mana yang layak ditulis dan dipublish dan mana yang cukup kita simpan di harddisk komputer aja.
Kita musti punya filter untuk itu.
Filter yang ada di diri kalian sendiri.
Jadi, filter tiap orang itu berbeda beda.
Kita ga bisa memaksakan filter dan pemilihan dan pemilahan kita untuk ditiru orang lain.
Ingat, blog itu lahan kita untuk orang lain.
Lahan kita berarti kita bebas mau nanam apa aja di sana, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Untuk orang lain berarti kita ga bisa seenaknya menanam sesuatu yang merugikan orang lain secara langsung.
Kita ga bisa seenaknya nulis sesuatu yang menyudutkan orang lain, tapi bagi para pembaca kalo misal ga setuju ama suatu tulisan di blog, kita bisa berkomentar dengan sopan dan halus tentang pendapat kita yang berbeda, tapi kita ga bisa melarang orang untuk mengarahkan dan membatasi kreasinya.
Suka silahkan baca kalo ga suka monggo lewat aja.
Yang penting kita ga menghina ato merugikan seseorang lah.
Gitu...

Media pembelajaran.
Darimana kalian bisa insert template cantik dan menarik di blog kalian?
Darimana dapat widget buat ngehias rumah kalian itu?
Darimana bisa tau cara buat “readmore” di postingan kalian?
Cari tau sendiri?
Ato dari berbagai sumber yang salah satunya ada di blog saat kalian nge-gowes ke lahan tetangga? -->blogwalking
Pernah kalian nyari bahan kuliah dengan googling?
Nah, di situ paman google pasti ngasih kalian alamat blog sobat lain yang menulis tentang apa yang kalian tanyakan ke paman google.
Jadi yang sakti itu para blogger, bukan paman google.
Si paman mah cuman nunjukin jalannya aja, kalo pemateri tetep aja si pemilik blog.
Pernah nulis resep masakan di blog?
Ato nulis tips meredakan pacar yang marah ama kita?
Sadar ato enggak itu merupakan salah satu cara belajar lho.
Apalagi kalo elo nulis hal hal yang berbau religi gitu, wah berpahala tuh. *asal ga ajaran sesat aja ya*

Lanjutnya, menulis sebagai jalan menggapai mimpi.
Kawan gue jago banget ngelukis.
Baik itu ngelukis di kanvas, kertas, tembok, jalan aspal bahkan ngelukis di muka kawannya sendiri pun bisa.
Sedikit curcol, muka gue pernah dengan sukses dia lukis *tanpa sepengetahuan gue tentunya* macam orang suku pedalaman Afrika, lengkap dengan loreng pipi dan janggut yang ga kalah loreng dari macan.
Dan itu dia lakukan pas gue tidur pulas.
Teman makan teman itu, ga baik dan ga patut ditiru.
Ok, back to topic.
Dengan karyanya yang kata gue *dengan sedikit paksaan darinya* bagus dan kreatif, dia berambisi untuk ngejual karyanya itu.
Wajar, mahasiswa itu selalu berpikir untuk mendapat pacar yang cantik, duit bulanan yang melimpah, koneksi internet yang cihuy dan nilai yang memuaskan.
Nilai yang memuaskan berada di prioritas ke 4, bayangpun...
Untuk mengembangkan sayapnya, kawan gue itu bikin blog yang isinya hasil karya dia.
Mulanya cuman dipajang aja gitu.
Tapi lama kelamaan ada juga yang tertarik dan akhirnya ngebeli karyanya itu.
Sukses dengan menulis kan itu.

Nah, kembali ke pertanyaan di awal, nulis yang baik itu nulis macam apa sih?
Gue pernah baca blog seseorang, yang menyebutkan kalo menulis yang baik itu menulis yang menggunakan hati.
Emang sih, semua tulisan itu cerminan hati penulisnya.
Tapi yang baik yang macam apa?
Menulis yang bisa berguna buat orang banyak *dalam hal poritif tentunya* dan bisa menjadi ladang pahala.
Selain itu, menulis *dalam hal ini yang di-publish* yang baik adalah menulis yang ga menyudutkan seseorang maupun pihak tertentu.
Misal kita menulis tentang keburukan “Sistem A” maka yang kita bicarakan adalah keburukan sistem tersebut, bukan orang yang menyebabkan sistem tersebut berjalan dalam rute yang sesat.
Gue ga lagi bicarain tentang kasus yang lagi booming di negara kita yang berkaitan dengan sektor perekonomian lho ya...
Gue lagi bicarain “Sistem A”.

Well...
Eniwey, apa tulisan gue itu udah menjadi tulisan yang baik?
Gue rasa belum, tapi gue masih dan insyaAlloh akan selalu berusaha untuk menjadikan tulisan gue itu baik dan bisa menjadi ladang pahala bagi kita semua.
Dalam melakukan niat itu, gue ga bekerja sendiri.
Di sini gue ada beberapa orang yang punya andil besar dalam kepenulisan di blog ini.
Mereka adalah mama papa dan adek laki laki gue, serta seseorang yang akan mendampingi gue dan bersedia menjadikan gue sebagai imamnya, Yasinta.
Mama itu mengoreksi dan memberi tambahan materi bagian agama, dan kehidupan sosial, papa dan adek gue ngasih tambahan bidang akademis serta Yasinta berada di balik layar untuk terus nyemangatin gue ini.
Gue ga malu kalo misal tulisan gue ini dianggap bukan murni karya gue.
Karena emang bukan sepenuhnya karya gue.
Dan gue ngerasa bangga kalo keluarga dan calon keluarga gue juga turut ambil peran di tulisan gue ini.
Itu tandanya mereka peduli dan memperhatikan terhadap apa yang gue buat dan yang gue tulis.
Itu menjadi cambuk bagi gue untuk menulis sesuatu yang bermakna tapi tetap “renyah” untuk dibaca semua orang..
Kedewasaan mama papa dipadu dengan pemikiran kritis gue dan Yasinta serta dibumbui kekonyolan adek gue yang jenius dan rada aneh.

Nah, kira kira gitu itu kalo menurut gue tentang menulis yang baik.
Kalo misal sobat sekalian punya pendapat lain tentang menulis yang baik, silahkan aja kasih komentar..
Terbuka bagi umum kok...
Asal, penyampaiannya harus sopan ya...

Ok, segitu dulu tulisan kali ini...

Bye, Chuiikkk.........
Wassalamualaikum...

Time to Quizz...

Assalamualaikum...

Hey Guys...
Kembali lagi bersama gue di blog imut ini..
Hwehehehe...
Sedikit pemberitahuan aja, gue bakal sering update di blog gue yang bersifat mobile updating...
Mulai merintis tulis menulis singkat.
macam plurk ato twitter gitu..
Penjelasan lebih lanjut bisa elo baca di sisi kiri dari blog ini..

Well...
Sekarang gue mau main tebak tebakan nih...
Gue punya cerita dan di situ ada tebakan seklaigus cluenya.
Mari bermain sambil belajar..

XoXo

Dalam sebuah kampung yang berbentuk "angkare" di daerah Jawa Timur, terdapat 40 rumah. Dari 40 rumah itu terdapat 4 rumah yang bercat pink dan berlantai dua. Selain kedua hal tersebut, yang membuat 4 rumah itu berbeda dari yang lainnya adalah hanya ada 1 orang laki laki dalam rumah tersebut.


Rumah 1. Harianto, 3 Agustus 1971. Seorang bapak yang memiliki 2 orang anak perempuan. Laki laki yang bekerja sebagai supir taksi ini berasal dari Kudus. Sebagai supir taksi, beliau sering kuwalahan dalam menjaga dapur keluarganya. Upah harian yang dia terima itu terlalu sedikit untuk kebutuhan pokok keluarganya.


Rumah 2. Yanuar, 8 September 2004. Anak yang bersekolah di Taman Kanak Kanak "Harapan" ini ditinggal ayahnya yang berlayar. Sang ayah hanya pulang seklai dalam setahun. Anak kelahiran Dili, Timor Leste ini tampak lebih gemuk dari anak sebaya, dan dia juga gemar bermain layang layang. Di lingkungan kampung, dia terkenal enggan bersosialisasi dengan orang yang lebih tua.


Rumah 3. Khamarullah, 12 Mei 1973. Orang awak yang bekerja sebagai guru di MTS 5 ini sering dipanggil pak haji, bukan karena beliau sudah menunaikan ibadah haji, melainkan karena dandanannya yang mirip dengan Ahmaddinejad dan seringnya penggunaan Bahasa Arab di sela sela perkataannya itu. Bujangan ini merantau dari Riau 5 tahun lalu.


Rumah 4. Dihuni oleh seorang nenek beserta 3 orang cucunya. Pancuran kapit sendang. Cucu bungsunya lahir pada tahun 2007 sedangkan yang sulung lahir 6 tahun sebelumnya. Anak laki laki di rumah tersebut memiliki sahabat karib sebaya. Mereka sering bermain bersama di loteng rumah sobatnya itu.


Pertanyaannya, kapan dan di mana anak laki laki di rumah ke empat tersebut dilahirkan?



Clue :


1. Orang tua dari anak tersebut berada di kota. Suatu ketika, Khmarullah bertemu dengan orang tua dari si anak lelaki itu di kantor Gubernur.

2. Si anak walo masih muda tapi bisa dan hapal nomor telepon rumah dari orang tuanya, dia hapal layaknya dia menghapalkan dirinya sendiri.

3. Rumah mereka bersebelahan, tapi tidak berurutan.


XoXo

Silahkan menjawab pertanyaan itu..
Kalo udah bisa, jawab aja dengan ninggalin komen..
Berhadiah kah quiz ini???
Hm...
Kalo dulu sih gue ngasih hadiah pulsa bagi 3 pemenang.
Kalo yang ini gue pikir pikir dulu deh apa hadiahnya.
Yang pasti setimpal kok antara hadiah ama tenaga yang dipake saat berpikir..

Okay, cukup sudah penjelasannya...
Selamat menebak..

Bye, Chuuikk.....

Wassalamualaikum...

Newer Posts Older Posts