"Ayah tu ya..." kata Ara pada Dana "Dari dulu sampai sekarang ga pernah berubah... Tetep aja egois, majuin logika daripada perasaan"
"Lha bukannya gitu, kan ini memang kebutuhan dan semua ini juga buat kita, bun..." dalih Dana pada istrinya.
"Itulah yang bunda takutkan dari dulu, ayah tu egois, kerjaan aja yang dipikirin, gimana perasaan bunda ayah pasti ga tau.."
"Dulu katanya kalo kita udah berumah tangga, ayah bakal lebih perhatian, nyatanya mana?"
Konflik itu muncul.
Muncul setelah Dana memberitahunya.
Spontan Ara kecewa. Tak jauh beda.
Memang seperti itu sikap Dana yang dia kenal.
Gila kerja, bahkan sampai egois, mementingkan pekerjaan dengan alasan 'bekerja itu ibadah, dan aku bekerja untuk keluargaku'.
"Iya, bunda tau alasan ayah ambil job itu, bunda paham, yah. Bunda sangat paham" Dana hanya mampu termenung.
Pertempuran batin.
'Mana yang harus ku pilih, tetap di sini bersama istriku dan orang tuanya atau aku harus menerima tawaran kerja itu dan merantau tanpa istriku?' pertanyaan itu terngiang di hati Dana.
Jelas jika merantau berarti dia harus meninggalkan istrinya.
Hamil anak pertama plus adaptasi lingkungan hidup baru bukanlah paket combo yang menyenangkan bagi Ara.
"Bunda, ya, ayah memang egois. Ayah harus mengambil langkah ini. Maaf. Ini demi kita dan anak kita"
Beberapa Hari Setelah Dana Merantau.
"Lha, mustinya elo support laki elo, bukan ngehalangin dia buat kerja. Toh hasil kerjanya buat sapa coba? Buat keluarga elo juga kan.." kata Shab, sahabat Ara.
Logika Ara mulai berjalan, tapi perasaan halus dan lembutnya merasa terkoyak saat fakta sang suami memilih bertugas di luar daerah daripada istrinya itu.
"Gini deh, ini gue habis baca dari buka, tapi gue lupa buku apa dan kalimat sempurnanya macam apa, tapi gue tau intinya. Cek email lo, Ra.." kata Shab.
"Iye. Bentar, gue cek dulu. Ntar gue telp elo lagi. Thanks ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam" jawab Shab dari telponnya.
5 Menit Kemudian, Di Tempat Dana Merantau
"Maaf, sebentar..." kata Dana pada clientnya.
Dana membuka pesan masuk itu.. Did I say that I miss you before?' Dana pun tersenyum dan menulis 'nope for today' lantas menekan tombol 'send'.
Ga sampai 10 detik, kembali ada pesan masuk yang isinya 'miss you, ayah'.
Tombol 'reply' ditekan lantas mengetikkan sesuatu.
'miss you, bunda..'.
'Message Delivered to Bunda'
*TAMAT*
Guys, elo penasaran ga isi email si Shaa? Kalo iya, langsung ini disimak..
"Laki laki dikaruniai Alloh sifat khusus yang dominan seperti keras dan kuat, banyak berfikir sebelum bertindak dan lambat serta kurang memberi perhatian. Mengapa demikian? Karena tugasnya tidak jauh dari fungsi perbekalan sifat tersebut. Mereka harus mendayagunakan akalnya sebelum bertindak, karena akibat dari tindakannya akan berdampak besar. Sedang wanita dibekali Alloh dengan kelembutan dan sikap penyayang. Itulah makhluk yang masing masing punya sifat istimewa. Kekurangan akal pada wanita dan kurang peka pada kehalusan dan kasih sayang maupun perhatian pada laki laki bukanlah cela. Itu bukan aib, bukan kualitas, hanya soal kuantitas saja kekurangan itu. Jadi, haruskah kita berselisih lagi?"
Post a Comment