Komunitas Blogger? Ada Ya?
Doni : Lha maksudnya mas?
Tama : Ya ga mungkin ada.
Doni : Lho, tapi kan kita harus tetep
berusaha..
Tama : Iya, tapi kalo ditanya gimana
komunitas blogger bakal gimana tahun 2013, ya saya bilang ga ada
perkembangan..
Apa yang Tama bilang memang bukan
sekedar bualan doang sih..
dia bilang gitu karena beberapa
alasan, antara lain : blogger masa kini itu “angin anginan”
doang.
Maksudnya, ada blogger yang cuman
ngeblog kalo lagi ikut kompetisi aja, ada blogger yang ngeblog
supaya dapat duit dari internet, ada juga blogger yang ngeblog buat
promosiin sesuatu.
Tama : Nge-blog itu butuh konsistensi,
bukan cuman nulis disaat ada keinginan buat nulis doang. Itu yang
ngebuat kenapa aku bilang ga ada kemajuan tentang komunitas blogger.
Banyak tho, orang yang ketika ditanya
“kok hiatus gitu?” mereka ngejawab “ga ada ide buat ditulis
nih” atau “ga mood buat nulis nih” atau bahkan yang ekstrim
“lagi ga ada lomba nulis blog nih”.
Tama : Don, kamu sejak kapan ngeblog?
Doni : Tahun 2006, mas.
Tama : Nah, sekarang tahun 2013, aku
prediksiin, kurva kuantitas penulisan kamu turun sejak tahun
2009. Iya kan?
Doni : Kok tau kalo turun mas?
Tama : Tau lah, itu kan tahun pas FB
marak, udah gitu, tahun 2012, siapa sih yang ga kenal twitter?
Orang di kampung ku aja pada tanya, “Twitternya apa mas? Biar aku
add nya” pas aku mudik lho..
Doni : Lha terus hubungannya sama
komunitas blogger apa mas?
Tama : Hadoh Doni, ya jelas berhubungan
banget lah.. Sekarang gini, banyak mana pengguna twitter aktif
sama penulis online aktif?
Doni : Banyak twitter mas.
Tama : Terus, mereka banyakan nulis di
twitter apa di blog?
Doni : Ya twitter lah mas.
Tama : Kenapa?
Doni : Ya karena cuman beberapa
karakter thok, ga susah mikirnya, lagipula, kan enak tuh kalo kita
nulis, terus langsung dapat feedback dari orang lain. Beda sama blog
mas, kan kita ga bisa interaksi langsung.
Tama : Nah, itu dia yang ngebuat
komunitas blogger ga maju maju. Kalah pamor, kalah praktis, kalah
fungsi dari sosial media lain. Bahkan ya, komunitas Plurkers itu
lebih gede ketimbang komunitas blogger. Nah, kita ssebagai
penggerak komunitas blogger bakal terus kegerus kalo ga punya
solusi. Ga bisa kalah pamor terus kitanya.
Hayo, siapa yang ga punya twitter?
Hare gene kagak punya twitter? Onliners ga punya twitter itu ibarat
tahun 2013 punya HP tapi ga ada kameranya. LUGU banget ya, LUCU tur
WAGU.. Hahahaha, kidding guys, don't take it personal. Kenapa
twitter bisa menggeser pamor blog? Kenapa pamor blog yang tergeser
bisa menghambat perkembangan komunitas blogger? Kenapa? Why?
Kenawhy?? Jadi gini, kan itu di atas, si Tama udah bilang, lebih
banyak mana pengguna twitter atau blog, lebih seringan mana nge-twit
atau nge-blog, si Doni juga bilang, kalo enakan twitter, karena
lebih ber-feedback gitu. Nah, dari situ bisa kita ambil kesimpulan,
interaksi yang ada di twitter lebih gedhe, lebih banyak hal yang bisa
dibicarakan di sosial media. Terus, hubungannya sama komunitas?
Hubungannya gini, twitter itu cuman bisa pake 140 karakter
defaultnya, nah, ga mungkin kan kalo mereka ngebahas sesuatu secara
lengkap di twitter, dan ketika ada waktu mereka bakal ngebahas
langsung di dunia nyata. Jadi, dengan kata lain, ada bahan yang bisa
dibahas ketika kopdaran. Canggih ya ternyata strateginya pembuat
twitter, mereka membatasi dengan 140 karakter, supaya interaksinya
makin intens di sosial media online (dengan reply terus menerus) dan
juga di dunia nyata (karena ga tuntas kalo cuman dibahas pas online).
Bandingkan sama blog, interaksi yang
kurang, bikin blogger kurang dekat satu sama lain, itu yang terjadi
sama bloger baru. Jadi keinginan buat kumpul pun ga segedhe para
pengguna twitter. Lagi pula, ketika udah ngumpul, ternyata yang
datang sedikit, akhirnya mereka ga ngerti mau ngobrolin apa, yang
ada mereka ngobrolin kesibukan masing masing, bukan ngobrolin blog,
apa yang terjadi di blogsphore maupun komunitas bloggernya.
Tama : Itu yang bikin kenapa komunitas
susah berkembang..
Doni : Iya, iya.. Lha terus, solusinya
gimana mas? Apa buat acara seperti blogger Semarang itu? Buat Liga
Blogger tapi regional aja?
Tama : Gitu juga bagus, untuk narik
minat, kita musti aktif mengadakan acara, bisa seperti lomba Liga
Blogger, bikin roadshow ke tempat tempat nongkrong, semacam
sosialisasi gitu, dan satu hal, untuk membangun pondasi gini,
lebih baik kita bangun secara regional aja. Maksudku, di kota
ini aja dulu.
He? Regional? Cuman di satu kota
doang? Lha kok? Ya iyes lah, secara gini, kalo kita baru mau
membangun komunitas, atau mau menghidupkan komunitas, alangkah lebih
baiknya kalo dipusatkan pada satu area aja, atau regional aja.
Kenapa? Karena lebih cihuy gitu. Misal gini, kita punya 50 anggota
aktif yang tersebar di seluruh Indonesia, dan berniat memajukan
komunitas blogger, dibandingkan dengan kita punya 10 anggota aktif
yang ada di satu kota, lebih gampang mana coba nge-managenya? Lebih
mudah mana ngumpulinnya? Lebih oke mana ketika koordinasi bikin
acaranya? Itulah, dengan membuat komunitas dan acara yang bersifat
regional, efektivitas dan efisiensi dalam mengelola hal tersebut jadi
lebih mudah. Susah lho kalo misa musti mengelola anggota yang
tersebar di penjuru Nusantara, lo kira negeri kita ini kecil apa?
Hehehehe..
Doni : Aku ada ide lagi mas..
Tama : Apa? Kalo ga brilian aku ga mau
denger lho.. Hehe..
Doni : Cetar membahana mas.. Gini,
gimana kalo kita ngadain blogging on the spot?
Tama : Kamsud loe?
Doni : Gini mas, kita itu tho bikin
acara jalan jalan, terus nanti di suatu tempat, taruhlah obyek
wisata apa gitu, kita nanti ngeblog di situ, kita ngeblog tentang
tempat wisata yang kita kunjungi itu. Ibaratnya sekalian wisata,
juga review.
Tama : Nah ya bagus itu, jadinya kita
menulis bener bener pas baru aja ngalamin, ide masih
bercucuran, daripada nunda nulis kalo sudah sampe rumah, aku yakin ga
bakal jadi nulis, idenya udah ilang kabur angin pas perjalanan
pulang tuh.
Doni : Lha emang itu kamsud ane mas..
Tama : Atau gini, itu kan tadi posting
plus review atau liputan, bisa juga gini, kita ngadain kopdar, ke
kafe lah atau tempat nongkrong apa gitu, nah di situ kita kasih
mereka tema yang seru buat di tulis di situ, nanti ada rewardnya
kalo berhasil nyelesaiin tantangan blogging on the spot.
Doni : Tapi mas, ada kendala, kan ga
semua tempat ada wifinya, dan ga semua orang punya USB Modem tho.
Tama : Kamu punya modem yang paketan
unlimited?
Doni : Ada mas.
Tama : Ya udah pake itu aja.
Doni : Lha nanti postingnya gantian
gitu?
Tama : Ya enggak lah, Don. Kan sekarang
ada wireless router yang bisa mancarin sinyal dari kabel USB, lagi
pula sumber power dia dari USB kok, jadi kan portable gitu, kampang
dibawa.
Doni : Wah, lha ini, keren jadinya.
Teknologi sudah memudahkan kita dalam
melakukan apapun. Teknologi bisa menerbangkan kita ke surga, tapi
teknologi juga bisa menyeret kita ke neraka.
Doni : Mas mas, tentang komunitas
blogger yang berkubu kubu itu gimana mas? Itu kan bisa
menghambat perkembangan..
Tama : Halah, kalo yang itu ga usah
dibahas, kita ini komunitas blogger, yang mau memajukan blog dan
bloggernya itu sendiri, bukan partai blogger yang niatnya menjadi
pemimpin blogsphore.
Doni : Ok sip deh.
-The End of Story-
Nah, kalo menurut gue, itu yang akan
dan seharusnya terjadi di komunitas blogger tahun ini.
Harus ada terobosan baru, ide kreatif
serta managerial yang ok untuk memajukan komunitas ini.
Ga bisa dipungkiri, twitter itu lebih
digdaya ketimbang blog sekarang ini, orang lebih milih yang simple
dan seru.
Tapi, ini lah tugas bagi para penggerak
blogger dan para bloggernya juga (plus pemerintah kalo perlu) untuk
menunjukan eksistensi mereka di dunia blog.
Kita harus merubah paradigma “nge-blog
itu susah” menjadi “nge-blog itu menggemaskan”.
Dengan cara apa? Dengan cara yang udah
Tama dan Doni rembug di atas.
Oh ya, misal kita ingin memajukan
komunitas, gue yakin bakal butuh waktu, nah, karena butuh waktu, dan
waktunya itu ga singkat, hayuk dimulai dari sekarang.
Mari giatkan nge-blog.
Satu lagi, ndak perlu mikirin kubu
kubuan, itu urusan orang yang ngakunya seleb-blog, kita sebagai
blogger, ya menulis, bukan mempolitisi blog.
Semangat nge-blog guys..
2 Responses to “Komunitas Blogger? Ada Ya?”
Salam kenal dulu, sepertinya saya belum pernah singgah disini :)
Saya termasuk orang yang beranggapan bahwa pengguna Wordpress, pengguna Blogger, pengguna Facebook, pengguna Foursquare, pengguna Twitter, pengguna Tumblr dan termasuk pengguna Instagram .. semua berhak disebut sebagai blogger. Ini saya sampaikan agar dipahami bahwa saya melihat aktifitas ngeblog sebagai sebuah usaha untuk meninggalkan catatan di web.
Saya berpikir 'blogger' yang Anda maksud dalam tulisan ini adalah kelompok pengguna - yang tidak terbatas kepada - Blogger.com dan Wordpress.com yang membahas/membagikan informasi melalui blog masing-masing dengan tulisan yang (umumnya) bersifat naratif.
Jadi, komentar saya tentang 'komunitas blogger? ada ya?' ya ada lah :)
yup.. setuju, walopun sebenarnya para pengguna twitter dan kawan kawannya itu lebih cocok dibilang micro blogging. tapi dalam tulisan ini saya mengedapankan blogger yang benar benar ng-blog (big blog, bukan micro blogging), ada atau tidaknya komunitas? ya ada memang, aktif atau tidaknya komunitas tersebut? nah itu dia yang dikuak dalam tulisan ini..
salam kenal juga mas..
Post a Comment