Lomba? Buat Apa?
Kediri, kampung halaman gue, belasan
tahun lalu..
Kakek: ikut mereka
saja, ngger.
Gue: ga ah, ga kenal.
Kakek: *ketawa* kalo
ga ikut ya ga pernah bisa kenal..
Akhirnya gue ikut anak anak di kampung itu, gue ikut mereka main, gue ikut mereka lomba.
Entah dalam rangka apa lomba itu, gue
ikutin lomba lombanya, mulai dari makan kerupuk, balap kelereng
sampai pukul air, tapi yang pasti, itu bukan dalam rangka 17
agustusan.
Ketika gue ikut lomba, kakek duduk di
pinggir lapangan sambil ngobrol sama temannya, sesama kakek kakek.
Selesai lomba, kakek gue bilang “kalo
kamu ga ikut lomba, kamu ga bisa kenal tetangga tetangga di desa, ga
bisa merasakan dekatnya sama orang orang”.
Mana ada lomba yang hanya diikuti oleh
satu orang?
Minimal ada dua orang yang
berkompetisi.
Ada dua orang, berarti kita ga sendiri,
kita ga sendiri berarti kita harus tau kemampuan kompetitor kita,
untuk tau kemampuannya kita harus kenal.
Nah, kalo kita tarik kesimpulan, dengan
mengikuti acara perlombaan, kita bisa mengenal satu sama lain.
Bertemu orang baru, karakter baru,
kemampuan baru, semua hal baru.
Gue ingat banget peristiwa itu, jelas
banget.
Walopun kakek ga ngejelasin banyak hal
kenapa gue musti ikut lomba dan main bareng temen temen di desa, tapi
gue rasa banyak makna serta pelajaran yang bisa dipetik dari
peristiwa itu.
Semarang, beberapa tahun lalu, acara 17
agustusan.
Adek: aku ikut lomba ya..
Gue: ya, ikuti semuanya.
Adek: tapi nanti kalo ga menang gapapa
ya?
Gue: gapapa.
Kejadian yang mirip, cuman bedanya kali
ini tokohnya gue sama si adek yang paling kecil.
Ketika itu dia mau ikut lomba,
semangatnya menggebu-gebu, tapi ada satu hal yang buat dia kurang
maksimal di lomba itu, dia terbebani rasa pengen menang.
Kenapa sebaiknya kita ikut acara,
perlombaan atau sejenisnya seperti itu?
Apa manfaatnya?
Mama gue pernah bilang “dengan ikut
kompetisi, kita belajar yang namanya sportivitas”.
Yup, dalam perlombaan, kita bakal
berhadapan dengan seseorang, kompetitor kita.
Dalam lomba yang sehat, pasti setiap
pesertanya ingin jadi yang terbaik, jadi pemenang.
Dengan misi yang sama, pasti setiap
individu tersebut bakal berjuang sepenuh hati.
Di sinilah seni sportivitas kita
dilatih, tak jarang meskipun kita sudah mengerahkan segenap
kemampuan, tetap saja hasilnya kurang memuaskan, tidak seperti apa
yang kita harapkan.
Menang serta kalah adalah hal yang
lazim kita temui dalam kompetisi.
Bangga menjadi pemenang dan tegar
sebagai yang kalah, itu sportivitas.
Suatu ketika, gue tanya sama seorang
teman, “ngapain lo ga ikut lombanya?”.
Dengan santai dia jawab, “ngapain
ikut? Jelas jelas gue bakal kalah, ga perlu buang buang tenaga lah,
lagia bayar juga lombanya”.
Sesaat gue terdia dengan jawabannya.
Secara logika, memang benar, ngapain
kita memperjuangkan sesuatu yang sudah pasti hasilnya berujung pada
kegagalan.
Sesuatu yang useless kan..
Memang, kalau kita mengasumsikan bahwa
perlombaan itu tentang meraih kemenangan, langkah yang teman gue
ambil itu sangat bijak, tapi semua berubah ketika kita rubah
paradigma kita dalam mengikuti sebuah kompetisi.
Untuk apa kita ikut kompetisi?
Sedikit menyimpang dari tema, gue mau
tanya, untuk apa elo nembang gebetan lo setelah sekian lama PDKT?
Untuk tau perasaannya kan?
Untuk memberitahunya bahwa rasa elo itu
ada.
Nah, sekarang kita analogikan prosesi
penembakan gebetan sama perlombaan.
Kita ikut lomba bukan cuman karena
pengen menang, tapi ada hal lain.
Pernah berpikir sejauh apa kemampuan
elo dalam melakukan suatu hal?
Pernah berpikir kalo elo itu punya
kemampuan dan orang lain perlu tau tentang kemampuan elo itu?
Nah, dalam kompetisi lah elo bisa
mengapresiasikan serta show kemampuan.
Kalo
di luar kompetisi, acara show
kemampuan ga bakal maksimal, karena elo ga punya target tertentu, dan
elo juga ga punya saingan.
“menang kalah bukan perkara,
yang penting itu sejauh mana kamu berjuang”
Yup, it's all about the process it
self.
Doesn't matter about the result, the
point is, how big is your effort to take control the game.
Even though we are lose in the game,
doesn't mean that we fight for nothing.
Disadari atau tidak, pasti kita dapat
sesuatu yang baru dalam perlombaan.
Ambil contoh, gue ikut lomba fotografi,
gue tau cara ambil gambar, tinggal arahin kamera ke obyek, terus
pencet aja shutter button nya, beres.
Ketika dalam perlombaan, gue ternyata
kalah, karena ilmu serta skill yang gue punya ga cukup ampuh untuk
membuat juri terkesan.
Apa tenaga, waktu serta pikiran gue
terbuang sia sia dalam lomba tersebut?
Sudah pasti enggak.
Emang gue kalah, tapi dalam lomba gue
bisa tau, ternyata buat ngambil gambar itu bukan cuma ngarahin
moncong lensa kamera ke obyek doang, tapi gue harus tau karakteristik
obyek yang gue foto, bagusnya gimana penempatannya, pemilihan lensa,
pencahayaan terhadap obyek, serta banyak faktor lain yang gue baru
tau.
So, gue ga kalah dalam kesia-siaan
bukan..
Sip..
Hal di atas itu pembukaan dari apa yang
sebenarnya mau gue bahas.
Yup, gue bahas tentang esensi Liga Blogger Indonesia, di mata gue.
Ga banyak yang perlu gue babarin, kita
bisa analogikan dengan cerita yang udah gue tulis di atas.
Sedikit poin aja, Liga Blogger
Indonesia yang diadakan oleh @dotsemarang merupakan hal yang luar
biasa bermanfaat.
Bayangpun (nulis gue kembali ke setting
santai), elo tau kan blogger di Indonesia itu jumlahnya buanyak
banget, entah itu blogger yang bener bener serius, blogger yang cuman
nyari duit doang, blogger yang buat blog buat tugas akademik maupun
pensiunan blogger.
Nah, di acara ini kita dapet kesempatan
buat berkenalan, menjalin silaturahmi, serta berkompetisi dengan
blogger blogger yang mungkin sebelumnya kita ga kenal.
Selain itu, dengan adanya kompetisi
ini, bisa dijadikan sebagai pemacu kita untuk kembali aktif dalam
nge-blog.
Hayo,
siapa yang udah lama ga posting di blog? Sampe blognya lumutan gitu
euy..
Hahahaha...
Untung ada acara macam ini, kalo
enggak, blog itu bisa jadi tempat permukiman kumuh yang banyak
gelandangannya, sakit lamanya ga diurus sama yang punya.
Keuntungan apa lagi kah yang bisa kita
dapat dari acara ini?
Ehem, the ugly truth is, kita bisa
numpang terkenal..
Ehehehehehe...
Setuju ga sama pendapat gue?
Lumayan lho bisa dikenal orang, kan
link kita di share atau di retweet sama @dotsemarang, promosi gratis.
Hare gene ga mikirin eksistensi? Ciyus?
Miapah ga mikirin eksistensi?
Hahahaha..
Last but not the least, let's do the
best for this competition.
Not for the price, the pride or kind of
that, its's all about friendship and brotherhood among the netters.
Hasta lavista..
Rossy Harta @erda_earl
3 Responses to “Lomba? Buat Apa?”
Setujuuuu...
yang penting lakukan yg terbaik dulu ntar baru mikirin menang nggaknya (/>o<)/
Go Ochy Go Ochy Go....
host to cici..
pastinja dong.. lakukan yang terbaik, menang kalah itu hal biasa yang penting bisa numpang terkenal..
hehe..
Berbagi Kata Kata Motivasi
Jangan Pernah Menghitung Kerugian Karena Akan Membuat Kita Malas Untuk Membangun Kembali Usaha Yang Rugi Tersebut. Kerugian Cukup Sebagai Bahan Instropeksi Diri Agar Kita Tidak Jatuh Pada Lubang Yang Sama.moga bermanfaat salam kenal.
Post a Comment