Journey to The Baghdad Stand Part 2

Assalamualaikum.
Kembali lagi ama aku di "Journey to The Baghdad Stand".
Nyambung yang lalu.
Pertanyaan yang ada di part 1 akan segera terjawab.

The Next Part.

Sedih, kecewa, dongkol, gelisah dan kelaparan.
Itulah perasaan yang sedang berkecambuk di hati kami.
Ingin rasanya aku berlari pulang sambil teriak " Mengapa?! Mengapa kau tutup Baghdad?! Mengapa kau tutup di saat kami punya keberanian untuk membelimu?! ".
Tapi Rico mencegahku melakukan tindakan binal itu.
" Sadar, Chy... Kita harus tetap tabah. Ingat, ini adalah ujian dari Alloh kepada kita. Kita ini hamba2 yang terpilih dari jutaan sperma bapak kita. ".
Setelah mendapat petuah maha bijak dari Rico, aku tersadar.
"Co, kalo ga salah di sukapura tu ada yang jual Baghdad juga, tapi malem" kataku gitu.
"Ouw,, malem ya Chy?? Trus ni kita makan apa? Kalo lapar ntar Shalat Jum'atnya ga Khusyuk lho..." Rico jawab gitu
"Yo weis lah chy, ke Dayeuh Kolot *Dako* aja" Rico mengutarakan ide brilian itu.
Emang ciamik deh Rico tu.

Now, we will go to Dako.........

Kerajaan Dako tu terletak di sebelah timur SukaBirus.
Dan untuk menuju Dako tu kami musti nglewatin jalan raya.
Di jalan raya ada pak polisi.
Pak polisi bertindak tegas pada pelanggar tata tertib lalulintas. *GR para polisi tuh*
Kami ga bawa helm.
Artinya, menuju Dako merupakan perjalanan yang penuh dengan maratabak, eh bukan, maksudnya penuh dengan marabahaya.

Setelah berdiskusi, kami memilih untuk menghadapi mara bahaya tersebut ketimbang ntar pas Shalat ga Khusyuk.

Di perbatasan SukaBirus ama Dako ada sebuah Sekolah Dasar.
Sebenarnya ga ada yang aneh dari sekolah itu.
Biasa2 aja.
Seperti sekolah pada umumnya.
Tapi ada seorang siswinya yang menurut aku freak banget.
Bikin bernafsu untuk nyritainnya.

Jadi begini.
Tu sisiwi adalah seorang cewek.-->namanya juga siswi
Dia tu kaum pribumi, tapi ga suka parkir sembarangan coz aku yakin doi ga bisa naek motor sendiri.
Tapi dia bukan siswi biasa.
Dia mengenakan jilbab. *aku emang suka sama yang berjilbab, tapi bukan berarti aku maniak lho... cuma kagum, anggun gitu. Aku juga bukan Pedophil*
Dari pakaiannya aku menyimpulkan kalo dia tu muslimah.
Dia tipe muslimah yang ambisius.
Kenapa aku bisa tau kalo dia tu ambisius?
Padahal kami ga saling kenal.
Aku liat ja cuma sekali.

Mari saya jelaskan.

Sebagai Umat Muslim kita semua tau bahwa anjing itu ga boleh dipelihara *kecuali sebagai penjaga* karena air liurnya yang najis besar tu.
Ingat ga ada kisah dari Nabi Muhammad SAW yang menerangkan bahwa saat malaikat jibril hendak mengirimkan Wahyu dari Alloh SWT, Jibril enggan masuk ke dalam rumah Rasul.
Ternyata ada seekor anjing yang tidur di bawah ranjang di rumah Rasul jadi Jibril tidak mau masuk.
Sungguh betapa hinanya anjing itu.
Tapi Alloh tidak menciptakan sesuatu dengan percuma.
Anjing bisa dimanfaatkan sebagai penjaga rumah *di luar tentunya* ataupun sebagai anjing pelacak.
Sungguh Maha Bijaksana Alloh SWT.

Kembali ke siswi tu.
Jadi pas aku liat dia pulang sekolah tu lagi bawa seekor binatang berkaki 4.
Tu binatang di kasih rante lehernya.
Diajak jalan2 gitu menyusur tepian sawah. *di IT TELKOM masih ada sawah yang berserakan*
Tau ga tu binatang apa?
Coba tebak!!!
Heh, bukan!
Ga boleh bawa2 anjing, dia tu muslimah.
Coba tebak lagi.
Geblek, ya ga mungkinlah dia bawa rusa jalan2 gitu.
Inilagi ngaco, mbak, tu binatang bukan beruang. Beruang tu gedhe banget sedangkan tu siswi cuma setinggi dispenser plus galonnya doang.
Lha, bener tu mas, tu binatang ternyata adalah seekor kucing.
Yuppy.
Dengan biadabnya tu kucing dipaksa berakting seperti anjing.
Kayaknya tu siswi terobsesi banget ama anjing.
Tapi dia tetap teguh di jalan Alloh.
Ga boleh bawa anjing!!
Tidak ada akar, rotanpun jadi.
Gak boleh anjing, kucing pun di paksa jadi anjing.
Benar2 siswi yang ambisius.
Kebayang ga gimana perasaan tu kucing?
Di paksa merubah kepribadiannya?
Pasti sakit banget.
Coba kalian bayangkan kalo misal suatu saat kalian dipaksa bertingkah sebagai kompor gas??
Ga enakkan kalo ga jadi diri sendiri??!!

Eniwey,lupakan kisah kucing rasa anjing tu dulu yah.....
Kembali ke " Journey to The Dako to Find Baghdad Stand ".
Saatnya nyebrang ke jalan raya.
Hal yang terlintas di kepala kami saat akan menyebrang ke jalan raya adalah gimana nanti kalo kena tilang ama polisi????
Aku dah trauma kena tilang.
Di Bandung aku pernah kena tilang waktu ngantar temanku pulang ke kostnya.
Saat tu jam 6 pagi.
Bermodalkan boxer ma kaus kutang aku lewat jalan raya buat anter teman.
Waktu berangkat ga ada tanda2 algojo pencabut SIM *baca:polisi*.
Tenang dulu.
Coz di tanggal2 muda gini pikirku ga bakal ada polisi iseng masuk kampung.
Tapi fakta tak selalu sama dengan opini.
Apes pas pulang.
Tiba2 tanganku di tarik orang pas mau masuk gerbang IT TELKOM.
Tangannya besar.
Kokoh.
Pake sarung tangan.
Aku kira tu asisten laboratorium, habisnya dia pake sarung tangan.
Tapi setelah ku amati bentuk sarung tangannya, ternyata beda ama Aslab.
Kok sarung tangannya gitu ya???
Di pergelangan tangan ada handban loreng putih item.
Jangan2.......
Mateng aku!!!!
Tu ternyata tangannya pak polisi.
Yessss.
Aku dengan sukses ditangkap polisi.
Parahnya aku ditangkap dengan berpakaian yang menggairahkan *kaus kutang, boxer, sendal jepit*.
Yes....

Back to our journey.
Di jalan raya, perasaan kami dah DUG DUG SEEERRRR......
Semua orang yang naek motor tu pada pake helm.
Saat kepanikan menaungi sanubari kami *sok puitis* tiba2 ada tentara dari arah berlawanan pake motor ga pake helm.
Huahahaha......
Ada orang dari arah berlawanan ga pake helm, berarti di sana aman.
Senangnya hati kami.
Tapi, rasa senang dan tenang kami berubah dalam waktu 1 menit.
Dalam kondisi tenang tiba2 ada motor salip kami, kenseng buanget tuh motor.
Karena jengkel, aku amatin tu motor.
2 detik kemudian aku tersadar, ternyata yang nyalip tu adalah tentara yang tadinya ga pake helm.
Sekarang tentara tu pake helm.
Perasaan mulai ga enak.
Gundah merajai hati kecil ini. *belagak sok puitis lagi*
Dan benar aja.
Dari kejauhan terlihat sekumpulan polisi lagi razia.
Dan ternyata pula, banyak tentara yang ketangkep gara2 mereka ga pake helm.
Moncrot!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Lhah,,,
Gimana nih nasib kami.
Ga dapet baghdad di SukaBirus, di Dako sebenarnya ada, tapi tu kedai masih ke barat ladi dari razia.
Apes...
Bukan apes, tapi cobaan.

Mau ga mau kami caps pulang ke kontrakan....

Cerita dari Dako sampe kontrakan aku skip ja.

Kami tiba di kontrakan dengan selamat.
Selamat sentosa.
Sekali lagi, SELAMAT............

Emang sih kami pulang dengan selamat, tapi tetep ja pulang dengan tangan hampa.
Ga bawa maem.
Gawat.
Perut kami lapar.
Takut ntar Shalat Jum'atnya ga khusyuk.

Karena kami manhasiswa yang kreatif, kritis dan bombastis *ga nyambung*, kami segera bertindak cepat menanggulangi masalah ini.
Kami mau masak mie instan.
Brilian bukan.
Ga ada baghdad, mie instan pun jadi.


In the end,,
"Journey to The Baghdad Stand" dan "Journey to Dako to Find Baghdad Stand" kini resmi kami tutup dengan hasil yang sangat mengecewakan.
Pastinya mengecewakan, mana Ayam di ganti ama Mie.
Ga cucok gitu loh...........

Tapi yang terpenting adalah, saat Shalat Jum'at kami ga kelaparan dan tetap Khusyuk.

Udah ah cerita "Journey to The Baghdad Stand"nya.-->lagi2 endingnya jelek banget

Bye, Chuik.........

Wassalamualaikum.

Newer Post Older Post